BANDUNG,TM.ID: Serial Netflix “Gadis Kretek” yang menggemparkan dengan akting Dian Sastrowardoyo dan Ario Bayu, membangkitkan minat penonton akan sejarah rokok kretek di Indonesia.
Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai sejarah kretek, menghubungkan asal-usul tembakau, perjalanan kultur stelsel, hingga munculnya industri rokok modern di tanah air. Berikut pembahasannya melansir Indonesia.go.id.
Tembakau dan Kebijakan Kolonial
Tembakau pertama kali berasal dari Benua Amerika, memasuki Indonesia pada abad ke-17 melalui kebijakan kolonial Belanda. Gubernur Jenderal Van den Bosch menempatkan tembakau sebagai komoditas utama dalam kebijakan kultur stelsel, mendorong pertumbuhan besar-besaran dengan teknologi modern.
Kebijakan ini mencapai puncaknya pada tahun 1869 dengan berdirinya Deli Maatschappij, perseroan terbatas pertama di Hindia Belanda. Jumlah perkebunan tembakau terus meningkat, mencapai 169 onderneming pada tahun 1891.
Tingginya nilai tembakau Indonesia dalam perdagangan dunia mengarah pada kerja sama dengan pasar lelang tembakau Bremen di Jerman sejak 1959. Tembakau dari Sumatera menjadi primadona cerutu di Eropa, mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar tembakau internasional.
BACA JUGA: Fakta Serial Netflix Gadis Kretek, Kolaborasi Dian Sastro dan Putri Marino
Industri Nasional Kretek
Munculnya prototipe industri nasional kretek menjadi tonggak bersejarah. Kretek, sebagai produk unik Indonesia, berkembang menjadi industri yang memiliki ciri khas tersendiri, membedakannya dari rokok konvensional.
Situs Bea Cukai mencatat bahwa pada sekitar 1600, rokok telah menjadi kebutuhan kaum pribumi Indonesia. Dari kebutuhan lokal, rokok berkembang menjadi industri yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Kontribusi Industri Rokok
Industri rokok bukan hanya berperan dalam menyediakan produk konsumen, tetapi juga sebagai salah satu penyumbang terbesar keuangan negara melalui cukai rokok. Industri ini menjalankan roda ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan, menghidupi petani tembakau, dan mendukung pengembangan sumber daya manusia.
Nama Nitisemito menjadi ikon di industri rokok Indonesia. Dulu menjalani berbagai profesi, Nitisemito, yang awalnya kusir dokar dan penjual tembakau, menjadi pelopor industri rokok kretek. Bersama istrinya, mereka mengembangkan usaha ini hingga mempekerjakan 10 ribu karyawan.
Serial “Gadis Kretek” dan artikel ini, diharapkan, dapat memberikan wawasan yang mendalam kepada penonton dan pembaca mengenai kekayaan sejarah rokok kretek tanah air.
(Kaje/Usk)