BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Hasan Nasbi mundur dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menjadi topik panas yang ramai diperbincangkan publik.
Di tengah berbagai komentar netizen, muncul kembali kritik pedas dari aktor sekaligus aktivis sosial, Fedi Nuril, yang sejak lama vokal terhadap gaya komunikasi Hasan.
Sebelum mundur, Hasan Nasbi sempat menjadi sorotan setelah komentarnya soal kasus teror kepala babi kepada jurnalis Tempo viral dan memicu kecaman luas.
Alih-alih menunjukkan empati terhadap ancaman kekerasan terhadap pers, Hasan malah melontarkan komentar tak pantas: “Udah, dimasak aja.” Ucapan itu langsung dianggap sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap kebebasan pers dan keselamatan jurnalis.
Tak tinggal diam, Fedi Nuril merespons tegas melalui akun X pribadinya, @realfedinuril. Aktor film Ayat-Ayat Cinta ini mengingatkan bahwa Hasan bukan orang biasa.
“Lagi-lagi pemerintah menunjukkan komunikasi yang buruk dengan tidak bersimpati. Ingat, Bang. Mulut Anda adalah mulut presiden!” tulis Fedi Nuril.
Fedi Nuril Beri Contoh Pernyataan yang Lebih Layak
Tak sekadar mengkritik, Fedi juga menawarkan contoh pernyataan yang menurutnya lebih bermartabat dan menunjukkan empati.
“Saya turut prihatin atas apa yang dialami Mbak @chichafrancisca. Saya kagum beliau masih bisa terlihat santai, tapi saya tetap mengecam tindakan intimidasi dengan mengirimkan kepala babi,” tulisnya lagi.
Unggahan ini langsung mendapat dukungan luas karena dianggap lebih manusiawi dan mencerminkan empati publik yang seharusnya menjadi standar komunikasi pejabat negara.
Baca Juga:
Fedi Nuril Dituding Jadi Antek CIA, Begini Respons Santainya
Tak Hanya Soal Kepala Babi, RUU TNI Juga Jadi Sorotan
Sebelum insiden kepala babi, Fedi juga pernah menyoroti komentar Hasan terkait Rancangan Undang-Undang TNI (RUU TNI) yang sudah diteken Presiden Prabowo Subianto pada (20/3/2025).
Meski mendapat penolakan publik, Hasan justru menuding para penolak RUU sebagai penyebar hoaks dan provokator pernyataan yang belakangan dihapus dari media sosialnya.
“Kenapa cuitan ini dihapus, Bang @NasbiHasan? Apakah Anda menyesal telah menuduh pengkritik RUU TNI menyebarkan provokasi dan narasi bohong sehingga buzzer-buzzer berdatangan ke akun saya?” sindir Fedi.
Tak berhenti di situ, Fedi juga menyoroti nada ancaman dalam pernyataan Hasan yang dinilai tidak pantas.
“Melihat naskah akademik RUU TNI, terutama di bagian yang saya highlight, itu alasan saya menolak RUU TNI, Bang,” tulis Fedi.
“Itu berarti jumlah prajurit aktif TNI pada kementerian/lembaga lain bisa tak terbatas. Itulah Dwifungsi ABRI!” tegasnya.
“TNI aktif menduduki jabatan sipil yang berpotensi tak terbatas, itu beda urusan. Presiden kita lulusan Orba, Bang,” tambahnya.
(Hafidah Rismayanti/Usk)