BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Perempuan muda asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berinisial RR jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). RR berusia 23 tahun tergiur janji manis pekerjaan dengan gaji fantastis Rp 15 juta-Rp 20 juta tetapi kenyataannya dipaksa menjadi pemuas nafsu di China.
Kronologi
Awalnya, RR hilang kontak selama tiga bulan hingga akhirnya keluarga menerima kabar mengejutkan. RR diketahui berada di China dan mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
“Saya ditawari kerja ke luar negeri. Saya enggak tahu awalnya. Saya pikir kerja biasa, tergiur gaji besar,” ujar RR dalam komunikasi dengan keluarganya, Minggu (21/9/2025).
Sebelum diberangkatkan ke China, RR dibawa berpindah-pindah, mulai dari Cianjur, Bogor, hingga Jakarta. Selama di Indonesia, RR ditempatkan di sebuah penampungan dan diancam agar tidak menghubungi keluarganya.
Baca Juga:
Kronologi Perempuan Asal Sukabumi Jadi Korban TPPO Dijual ke China
Janji Gaji Puluhan Juta, Sindikat TPPO Gagal Kirim Anak di Bawah Umur ke Malaysia
“Ancamannya, kalau saya sampai lapor ke keluarga atau tidak nurut nanti enggak boleh pulang ke Cisaat dan dikurung selamanya di Bogor,” ungkap RR.
Di Jakarta, RR dibuatkan paspor, didampingi oleh pelaku sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa. “Reni enggak bisa apa-apa karena ditekan, kalau berani speak up atau mengadu ke orang tua, bakal disekap selamanya,” tambahnya.
Setibanya di China, RR dipaksa tinggal dengan seorang pria warga negara China yang mengaku sebagai suaminya. RR diduga menjadi korban pernikahan kontrak.
Dipaksa Melayani Pria
Kuasa hukum korban, Rangga Suria Danuningrat, menjelaskan RR dipaksa melayani pria tersebut layaknya suami istri dan mendapat penyiksaan jika menolak.
“Terakhir, kami tahu Reni masih tersiksa batin dan fisik. Cuma diberi makan dan harus melayani. Kalau tidak melayani, disiksa,” kata Rangga.
Berkat ramainya pemberitaan, polisi Tiongkok mengendus kasus ini dan melakukan penyelidikan. Kondisi RR kini mulai membaik setelah dipisahkan dari pria yang mengaku suaminya itu. “Setelah ada penggerebekan dari polisi Tiongkok, perlakuan dari si orang China itu berbeda, lebih baik dan tidak memaksa lagi,” jelas Rangga.
Kini, keluarga berharap RR bisa segera dipulangkan dan dapat kembali berkumpul dengan keluarganya. (usamah kustiawan)