BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Andai Ken Arok lebih sabar menunggu penyelesaian keris sakti, mungkin kutukan “tujuh turunan” dari Empu Gandring tak akan menghancurkan keluarganya. Begitulah pesan moral yang diangkat dalam drama tari “Keris Sakti Empu Gandring” oleh siswa SMAN 4 Bandung pada Rabu (30/4/2025).
“Kita harus belajar dari kesalahan Ken Arok: jangan serakah, sombong, bermuka dua, atau suka menipu,” ujar Adhyastyo Naufal Sabtohadi, siswa kelas XI-1 yang memerankan Ken Arok, mengutip laman Disdik Jabar, Sabtu (3/5/2025).
Ia mengaku sempat gugup sebelum pentas, namun akhirnya bisa menampilkan yang terbaik setelah berlatih selama 3-4 bulan.
Pentas ini merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengajak siswa berkolaborasi menciptakan karya.
Selain kisah Ken Arok, ada tujuh pertunjukan lain seperti biografi BJ Habibie, sejarah Kadet 1947, hingga perjuangan hak pilih perempuan di Britania.
BACA JUGA
Properti Panggung dari Sampah Daur Ulang
Plt. Kepala SMAN 4 Bandung, Sucipta, menjelaskan bahwa P5 kali ini mengusung tema gaya hidup berkelanjutan dan rekayasa teknologi.
“Properti yang digunakan berasal dari daur ulang sampah, sementara siswa juga belajar membuat trailer digital dan siaran langsung di media sosial,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan semacam ini melatih kreativitas, kolaborasi, dan empati siswa. “Kami melihat mereka belajar menerima kritik, menghargai perbedaan, dan mengasah bakat di luar akademik,” tambahnya.
Bahkan, beberapa orang tua terkejut melihat anaknya yang biasanya pendiam justru percaya diri di atas panggung.
“Setiap anak punya keunikan. Sekolah harus jadi wadah untuk menggali itu semua,” tegas Sucipta.
Bukan hanya seni drama tari, ke depan SMAN 4 Bandung akan terus mengembangkan pembelajaran berbasis proyek yang tak hanya mendidik, tapi juga menghasilkan solusi nyata.
(Aak)