BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Rumah karakter Milea dalam film Dilan 1990 pada tahun 2018 di Kota Bandung kini tak boleh lagi dipakai berfoto oleh pengunjung. Bangunan Cagar Budaya Golongan B tersebut telah berdiri sejak tahun 1917.
Saat ini, pada bagian depan bangunan, tepatnya pada tumbuhan yang menghiasi area depan rumah, telah terpasang sebuah spanduk besar. Yang bertuliekan ‘DILARANG BERPHOTO DI DEPAN RUMAH INI!’.
“Ya saya awalnya silakan saja kalau ada yang sering berfoto. Tapi lama-lama warga sekitar itu terganggu, jadi semakin ramai yang datang. Terus menghalangi jalan, banyak mobil, lama-lama juga jadi banyak yang jualan di sini padahal kan nggak boleh,” kata Tin, sang pemilik rumah, Rabu (7/8/1024).
Tin pun tak menampik antusias masyarakat yang datang ke rumahnya hanya untuk sekedar mengabadikan momen di depan gerbang. Tin pun merasa tersanjung karena begitu banyak orang yang suka dengan rumah peninggalan orang tuanya itu.
Namun sangat disayangkan kunjungan demi kunjungan itu tak sebanding dengan dampak yang didapatkan. Beberapa kali Tin harus memperbaiki pagar rumahnya. Sebab, wisatawan yang datang bukan cuma berfoto, parkir sembarangan, nyampah, atau menghalangi jalan, tapi juga sampai naik dan menduduki pagar rumah yang ukurannya tidak tinggi.
“Padahal yang datang ke sini mungkin orang-orang terpelajar, anak-anak muda, banyak yang ke sini juga datang jauh-jauh dari luar pulau terus mampir foto. Tapi ya sayangnya bukan cuma mengganggu, tapi juga pagar itu suka dinaikin, didudukin, jadinya pagarnya turun terus seret nggak bisa dibuka. Saya beberapa kali harus perbaiki, saya tidak marah atau melarang, takut dikira sok atau ada yang tidak terima. Sebetulnya saya cuma ingin ketenangan saja, ya sudah kami di dalam saja lah banyak kerjaan,” ungkapnya
Tin pun saat ini hanya berharap para pengunjung memperhatikan himbauan tersebut. Selain itu, Tin juga berharap supaya situasi lebih kondusif dan tetangga sekitar dapat kembali tinggal dengan nyaman di rumahnya masing-masing.
Tin juga mengaku, rumah peninggalan orang tuanya tersebut memang sejak dulu jadi perhatian banyak orang. Bukan cuma oleh warga yang lalu lalang di sekitar rumahnya, tapi juga jadi incaran para sineas film.
Tak terhitung ada berapa banyak judul film layar lebar yang menggunakan rumahnya tersebut untuk syuting. Beberapa judul yang dirinya ingat adalah film Sweet 20, Garuda 23, dan masih banyak lagi.
Di bagian belakang rumah, terdapat taman sekaligus ruang makan dan ruang santai. Taman belakang miliknya dirawat dengan cukup baik, tapi sayangnya tak secantik sebelum Tin mempersilakan para sutradara untuk meminjam rumahnya.
“Dulu itu ada banyak sekali anggrek di taman belakang, bagus-bagus, saya yang ngerawatnya. Sekarang sudah pada habis, rusak karena sering digeser-geser lah, dan lainnya. Rusak semua, saya ya mau marah juga gimana,” ucapnya
Bahkan sampai saat ini, permintaan untuk syuting di rumahnya pun masih antre banyak. Namun, di usia yang sudah tak muda lagi, Tin dan adiknya Penny, memutuskan ingin menempati rumah tersebut dengan tenang. Dirinya tak ingin lagi ada kunjungan, keramaian, apalagi rumahnya dirombak jadi tempat syuting.
“Banyak lah rumah ini sudah sering dipakai syuting. Sampai sekarang yang nawarin juga banyak banget. Saya pikir sudah lah nggak usah lagi. Daripada mengganggu. Saya udah capek. Soalnya kalau dipakai syuting itu juga kita harus beres-beres, belum lagi barang-barang saya yang kecil-kecil banyak yang hilang,” ujarnya.
BACA JUGA: Pidi Baiq Boyong Malea Emma dari AS Demi Film Dilan 1983: Wo Ai Ni
Kini, Tin dan Penny menikmati masa tua sambil menjaga kualitas rumahnya tetap apik, mengingat rumah peninggalan orang tuanya itu adalah cagar budaya. Rumah itu tak boleh dirombak sembarangan.
Tin berharap, para pengunjung bisa memperhatikan himbauan tersebut. Tin juga berharap supaya situasi lebih kondusif dan tetangga sekitar dapat kembali tinggal dengan nyaman di rumahnya masing-masing.
(Rizky Iman/Usk)