BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Aparat Sat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, amankan dua oraang yang terlibat dalam kekisruhan yang terjadi di kantor layanan online di Kota Tasikmalaya, pada Kamis (27/3/2025) malam,
Kekisruhan ini diwarnai oleh aksi perusakan fasilitas kantor tersebut. Dua orang yang diamankan saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Sat Reskrim.
“Sudah kami amankan 2 orang, saat ini masih menjalani pemeriksaan di Sat Reskrim,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moch Faruk Rozi, Jumat (28/3/2025).
Terkait status hukumnya, kedua orang itu masih sebatas saksi, karena polisi masih melakukan pemeriksaan terkait duduk perkaranya.
“Belum, (belum tersangka) masih kita periksa dulu. Tapi keduanya sudah kami amankan,” kata Faruk.
Hasil penyelidikan sementara, kata Faruk kekisruhan itu bukan aksi premanisme, karena antara kedua pihak itu terjalin hubungan kerja. Mereka yang mengamuk adalah mitra kerja alias pengemudi dari perusahaan transportasi online tersebut.
“Jadi perkaranya lebih kepada kasus perusakan, karena kedua pihak adalah mitra kerja,” kata Faruk.
Ia menambahkan masalahnya dipicu oleh urusan pembagian bonus hari raya (BHR) yang dianggap tidak adil.
“Itu kan karena kekecewaan terkait BHR,” kata Faruk.
Sebelumnya insiden yang terjadi di sebuah kantor di Jalan Peta, Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya itu, diwarnai aksi kekerasan.
Dalam video yang beredar di media sosial, pegawai kantor ojol itu terlihat kewalahan meredam amarah beberapa orang driver yang tampak tersulut emosi.
Seorang pengemudi terlihat kontak fisik dengan seorang pegawai kantor ojol tersebut.
Selanjutnya pria berperawakan tinggi dan kepala pelontos itu, meraih benda yang diduga tabung alat pemadam api ringan (APAR), kemudian membantingnya ke lantai. Di waktu yang lain, pria itu juga menendang meja dan menggulingkan kursi.
BACA JUGA:
Kisruh Band Sukatani, Anggota DPR RI: Masyarakat Berhak Mengkritisi
Kisruh Gagal Input PDSS, Ratusan Siswa di Jabar Terancam Gagal SNBP
Pegawai perempuan yang merekam kejadian itu, tampak berusaha menenangkan. Perempuan itu mengatakan akan menghubungi pimpinan untuk menyampaikan tuntutan komunitas ojol tersebut. Tapi kemarahan tak kunjung reda.
Salah seorang dari mereka mengatakan, jika ingin memberikan THR, sebaiknya diberikan kepada semua orang tanpa pengecualian. Sementara itu, perempuan yang merekam video menimpali, dirinya juga merupakan karyawan di tempat tersebut dan tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.
(Virdiya/Budis)