BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dijadwalkan menggelar demo di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis siang, (4/8/2025).
Aksi yang bertajuk “Selamatkan Indonesia” itu akan dimulai pukul 13.00 WIB, dengan mengajak seluruh mahasiswa maupun masyarakat untuk turut serta menyuarakan aspirasi.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, @bem_si, pada Rabu (3/9/2025), BEM SI menegaskan bahwa keresahan publik bukan dipicu oleh demonstrasi, melainkan oleh persoalan fundamental di negeri ini.
“Keresahan rakyat bukan karena aksi di jalanan, melainkan akibat korupsi, hukum yang dipolitisasi, sejarah yang dipelintir, dan kebijakan negara yang abai pada rakyat,” tulis pernyataan resmi BEM SI.
Lebih lanjut, BEM SI menegaskan bahwa menyelamatkan Indonesia dari kerusakan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan kewajiban bersama seluruh elemen bangsa.
“Masa depan bangsa adalah hak seluruh rakyat, bukan segelintir elite,” ujar BEM SI.
Baca Juga:
Polisi Kerahkan 1.489 Personel Untuk Amankan Demo BEM SI Siang Ini
Tragedi Affan Jadi Pemicu
Koordinator Pusat BEM SI, Muzammil Ihsan, melalui akun Instagram pribadinya menyebut aksi demo ini dipicu oleh tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas saat demonstrasi pada 28 Agustus lalu. Affan dilaporkan tewas usai terlindas kendaraan taktis Brigade Mobil ketika kericuhan terjadi.
Menurut Muzammil, tragedi itu harus menjadi momentum bagi aparat keamanan dan lembaga negara untuk melakukan reformasi besar-besaran. Ia juga menegaskan sejumlah tuntutan utama, di antaranya:
- Mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset.
- Menghentikan pembebanan pajak pada rakyat kecil.
- Mengevaluasi anggaran DPR.
- Mengaudit Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
- Melakukan revolusi Kabinet Merah Putih.
- Membebaskan demonstran yang masih ditahan.
Tuntutan ini sebelumnya juga telah disampaikan langsung oleh Muzammil kepada tiga Wakil Ketua DPR dalam audiensi di Kompleks Parlemen, Rabu (3/9/2025). Dialog itu berlangsung setelah serangkaian aksi sejak 25 Agustus berujung kerusuhan dan menelan korban jiwa sedikitnya 10 warga sipil.
17+8 Tuntutan Rakyat
Menanggapi gelombang desakan tersebut, Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan pihaknya akan membahas “17+8 Tuntutan Rakyat”. Gerakan ini merupakan rangkuman dari berbagai tuntutan publik yang ramai dibicarakan di media sosial.
Adapun desakan itu terbagi ke dalam 17 poin tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang. Pemerintah bersama DPR diberi tenggat waktu hingga 5 September 2025 untuk menuntaskan 17 poin jangka pendek. Sedangkan 8 poin jangka panjang diberi waktu satu tahun untuk direalisasikan.
Dengan aksi yang kembali digelar, BEM SI berharap pemerintah dan DPR tidak lagi mengabaikan suara rakyat. Seruan untuk bersatu dan turun ke jalan pun digelorakan agar perubahan yang lebih adil dapat segera diwujudkan.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)