BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 6 Universitas Halim Sanusi Bandung menghadirkan inovasi unik untuk meningkatkan nilai jual hasil pertanian warga Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Mereka memanfaatkan melimpahnya panen labuh siam atau waluh di daerah tersebut dengan menciptakan produk olahan bernama “Bawal Cipanjalu”, singkatan dari Balado Waluh Cipanjalu.
Produk ini dibuat menyerupai kentang mustofa, namun menggunakan bahan dasar waluh siam. Melalui proses pengolahan dan bumbu khas balado, rasa waluh diubah menjadi gurih, pedas, manis dan lezat, sehingga hampir tak terasa seperti sayuran aslinya.
Sosialisasi inovasi ini dilakukan para mahasiswa melalui demonstrasi masak pada Sabtu (9/8/2025), yang dihadiri oleh ibu-ibu setempat. Usai demo, para peserta dipersilakan mencicipi olahan Bawal Cipanjalu.
“Enak, ini kaya bukan dari labuh, labuhnya nggak berasa. Jadi, pengen makan sama nasi hangat,” ujar salah satu ibu yang hadir.
Selama ini, petani waluh siam di Cipanjalu biasanya menjual hasil panennya ke pasar dengan harga sekitar Rp5 ribu per kilogram. Melalui inovasi Bawal Cipanjalu, para mahasiswa berharap produk ini bisa dipasarkan dengan nilai jual lebih tinggi, yakni mencapai Rp70.000 hingga Rp80.000 per kilogram.
Baca Juga:
Mahasiswa KKN UHS Bikin Seru Kegiatan Belajar di DTA Al-Fath Cilengkrang
Mahasiswa KKN UHS Hidupkan Keceriaan Siswa TK di Cipanjalu Lewat Senam dan Permainan Kreatif
Inovasi ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru bagi warga, tetapi juga menjadi langkah kreatif dalam mengurangi limbah pertanian akibat harga jual yang rendah. Harapannya, Bawal Cipanjalu dapat diproduksi secara berkelanjutan oleh masyarakat dan menjadi oleh-oleh khas Desa Cipanjalu, sekaligus mendorong kemandirian ekonomi lokal.
(Virdiya/_Usk)