BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Untuk menjaga stabilitas harga beras, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan realisasi distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah mencapai 239,5 ribu ton hingga pekan ketiga Agustus 2025.
“Total realisasi penyaluran beras SPHP sepanjang 2025 sampai saat ini sudah menyentuh 239,5 ribu ton,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, melansir Antara, Jumat (22/8/2025).
Pada Januari-Februari 2025, pemerintah telah menyalurkan SPHP dengan realisasi distribusi mencapai 181,1 ribu ton. Langkah ini diambil karena produksi beras menurun.
Rincian realisasi 181,1 ribu ton beras SPHP tersebut yakni, penyaluran tahap pertama Januari-Februari sebesar 100,9 ribu ton dan penyaluran tahap kedua saat momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2025 mencapai 80,2 ribu ton.
Penyaluran beras sempat dihentikan sementara saat memasuki panen raya padi di berbagai daerah. Arief menyampaikan, penghentian sementara ini dilakukan untuk menjaga harga gabah sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu minimal Rp6.500 per kilogram.
Setelah panen raya selesai, pemerintah kembali membuka penyaluran SPHP mulai bulan Juli hingga Desember 2025 dengan target realisasi mencapai 1,3 juta ton.
“Adapun realisasi SPHP beras untuk target distribusi periode Juli-Desember 2025, per 22 Agustus ini telah mencapai 58,4 ribu ton,” ucap Arief.
Baca Juga:
Stok Beras Bandung Aman hingga Awal 2026, Bulog Genjot Distribusi SPHP ke Pasar Tradisional
Arief menjelaskan distribusi beras SPHP sepanjang tahun 2025 semula ditargetkan mencapai 1,5 juta ton. Namun ia mengatakan bahwa penyaluran akan disesuaikan dengan kondisi produksi nasional.
Sebagai perbandingan, realisasi SPHP beras pada tahun 2023 mencapai 1,196 juta ton atau 110,30 persen dari target 1,085 juta ton. Sedangkan pada 2024 realisasi SPHP beras mencapai 1,401 juta ton atau 100,12 persen dari target 1,4 juta ton.
Arief menyampaiakn bahwa penyaluran beras SPHP menjadi langkah penting pemerintah untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
“Tentunya melalui program intervensi perberasan pemerintah seperti SPHP beras dapat menjadi peredam fluktuasi harga beras, terutama beras medium,” kata Arief.
Beras SPHP dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium yakni sebesar Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, Sulawesi); Rp13.100 per kilogram untuk zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan); dan Rp13.500 per kilogram untuk zona 3 (Maluku, Papua).
Adapun beras SPHP disalurkan oleh Perum Bulog melalui berbagai kanal distribusi mulai pengecer di pasar, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP), Pemerintah Daerah melalui Kios binaan dan gerakan pangan murah (GPM), BUMN serta instansi pemerintah.
(Raidi/Budis)