JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menghadapi penjegalan massa saat di Bandara Domine Eduard di Sorong, Papua Barat Daya. Bahkan, massa menyebut ‘Bahlil penipu’.
Diketahui, massa mendatangi bandara, saat Ketua Umum Golkar tersebut akan meninggalkan Sorong usai kunjungan di Pulau Gag, Raja Ampat.
Aksi spontan yang dilakukan massa itu, mencurahkan kekecewaan masyarakat, terutama pada tambang nikel di kawasan Pulau Raja Ampat.
Pengunjuk rasa membawa spanduk dan pamplet bermuatan tuntutan, karena aktivitas penambangan dianggap mengancam ekosistem Pulau Raja Ampat. Mengingat, Raja Ampat menjadi salah satu pesona alam terbaik Indonesia.
BACA JUGA:
Golkar Sebut Kebijakan Bahlil Pro-Rakyat, Benarkah?
Sikap Susi pada Polemik Tambang Nikel Raja Ampat, Sindir Bahlil!
Dari unggahan akun X @Mdy_Asmara 1701, Bahlil sempat mengutus seseorang sebagai perwakilan massa untuk berdialog. Namun, upaya mediasi gagal mereda ketegangan.
Massa pun mendekati area terminal utama bandara untuk menyampaikan langsung kebijakan terhadap sang pemangku kebijakan itu.
Aparat keamanan pun, dari personel kepolisian maupun keamanan bandara membentuk barikade untuk meredam aksi massa yang kian tak kondusif.
Namun, dari unggahan lain, sambutan terkesan berbeda pada Bahlil di Pulau Gag. Sejumlah masyarakat setempat dan tokoh lokal, tampak menyambut Bahlil dengan baik.
Salah satu toko bernama Friska, secara terang-terangan membantah isu terkait kerusakan lingkungan Raja Ampat akibat tambang.
“Tidak ada itu, Pak, isu-isu soal laut rusak. Laut kami bersih. Hoaks itu kalau dibilang pulau kami rusak. Alam kami baik-baik saja,” kata Friska kepada Bahlil dalam kunjungan tersebut.
Sontak, narasi itu pun menimbulkan perdebatan pada publik, lantaran selama ini isu yang dibawa oleh aktivis lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat, termasuk Greenpeace dan Walhi, mengungkap potensi buruk akibat aktivitas tambang.
(Saepul)