LEBAK, TEROPONGMEDIA.ID — Ritual puncak Seren Taun di Kasepuhan Cisungsang, Kabupaten Lebak, Banten, resmi dimulai pada Minggu (28/9/2025).
Sejak pagi buta, suasana di kampung adat tersebut telah dipadati oleh pengunjung dari berbagai daerah yang datang untuk menyaksikan rangkaian acara sakral ini.
Suasana harian Kasepuhan Cisungsang berubah menjadi sangat dinamis. Tampak para rendangan atau warga adat berduyun-duyun dengan langkah penuh semangat, membawa berbagai hasil bumi seperti palawija dan aneka pangan sebagai persembahan kepada Abah, pemimpin adat. Dengan raut wajah yang teduh, mereka menunggu dengan sabar giliran untuk menghadap.
Setelah menanti hampir setengah hari, satu per satu rendangan akhirnya diterima oleh Abah. Di hadapan pemimpin adat mereka, para petani ini menyampaikan laporan perjalanan pertanian selama setahun terakhir.
Laporan tersebut mencakup suka duka serta hasil panen yang berhasil dikumpulkan. Dengan penuh khidmat, mereka juga memohon doa restu dan bekal spiritual untuk memulai masa tanam yang baru.
Ritual yang dikenal sebagai balik taun rendangan ini bukan sekadar prosesi penyerahan hasil panen.
BACA JUGA
Seren Taun ke-446 Kasepuhan Sinar Resmi Sukabumi: Tradisi Luhur Penguat Ketahanan Pangan dan Budaya
Ngarengkong: Ritual Kesadaran Ekologis, Sebuah Sajian Spektakuler di Festival Seni Multatuli 2025
Tradisi ini merupakan sebuah praktik sakral yang berfungsi menjaga ikatan batin antara petani, tanah, dan Sang Pencipta, yang dijembatani oleh restu dan doa Abah sebagai Ketua Adat Kasepuhan Cisungsang.
Dipercaya telah berdiri sejak era Kerajaan Pajajaran, Kasepuhan Cisungsang diperkirakan telah berusia sekitar lima abad.
Masyarakat adat setempat dikenal karena keteguhan mereka dalam memegang teguh kebiasaan leluhur, tanpa tergerus arus modernisasi.
Rangkaian acara Seren Taun Kasepuhan Cisungsang telah dimulai sejak Rabu (24/9) dengan digelarnya Festival Objek Pemajuan Kebudayaan. Festival diisi beragam kegiatan seni budaya, salah satunya Lomba Jaipong dan Lomba Permainan Tradisional yang diikuti oleh pelajar SMP dan SD.
Tiga jenis permainan tradisional menjadi daya tarik utama lomba tersebut, yaitu Gobag Sodor, Bebentengan, dan Jajangkungan.
Gobag Sodor menguji strategi dan kecepatan tim dalam menghalangi lawan melewati garis yang ditentukan.
Sementara Bebentengan menantikan kecerdikan dan kecepatan para pemain untuk merebut benteng lawan tanpa tersentuh.
Sumber: Instagram Kasepuhan Cisungsang
(Aak)