BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Salah seorang anggota klub motor ternama di Kota Bandung, Deri Kusnandar, mengaku menjadi korban teror dan ancaman pembunuhan oleh sejumlah orang menjelang musyawarah cabang (muscab) klub motor tersebut. Merasa keselamatan dirinya dan keluarga terancam, Deri melaporkan kejadian tersebut ke Direktorat Reserse Siber Polda Jabar pada Sabtu (7/6/2025) lalu.
Dalam laporannya, Deri menyebut dugaan tindak pidana ITE berupa pencurian identitas (identity theft) serta pengancaman, dengan terlapor berinisial EH dan kawan-kawan.
“Saya membuat laporan ini karena ancaman yang saya terima sudah di luar batas kewajaran. Ancaman itu ditujukan kepada saya dan keluarga, mulai dari ancaman pembunuhan, pemukulan, hingga berbagai bentuk teror lainnya melalui telepon dan rekaman suara,” kata Deri, Rabu (11/6/2025).
Baca Juga:
Satgas Antipremanisme, Farhan: Cicendo Termasuk Wilayah Beling
Kemendagri: Pemda dan Aparat Hukum Harus Tindak Tegas Ormas Premanisme
Puncaknya terjadi pada malam Iduladha, Jumat (6/6/2025) pukul 23.00 WIB, ketika beberapa orang mendatangi rumah Deri dan menggedor-gedor gerbang. Saat itu, hanya ada istri dan kedua anak Deri yang berada di rumah. Akibat kejadian tersebut, kedua anaknya mengalami trauma mendalam.
“Anak saya yang balita selalu menangis, sementara anak saya yang berusia 13 tahun bahkan tidak mau lagi beraktivitas seperti biasa, termasuk mengaji ke masjid. Kini dia memilih tinggal di rumah neneknya,” ucapnya.
Ancaman terus berlanjut hingga hari Minggu (8/6/2025) malam. Selain teror secara virtual, aksi intimidasi juga terjadi secara langsung. Salah satunya penyerangan ke tempat usaha Deri yang hampir berujung bentrok fisik.
“Sekarang laporan sudah masuk ke Ditreskrimsus Siber Polda Jabar,” ujarnya.
Deri juga menjelaskan persoalan ini bermula dari dinamika menjelang muscab klub motor tersebut, yang diikuti oleh dua calon. Perselisihan di grup WhatsApp klub yang awalnya hanya saling ejek, berubah menjadi ancaman serius.
“Selama tujuh tahun saya bergabung di klub motor ini, baru kali ini terjadi hal seperti ini. Padahal saya juga pernah menjadi pengurus selama dua periode bersama petahana,” katanya.
Deri pun berharap pihak kepolisian bisa segera bertindak untuk memberikan jaminan keamanan bagi dirinya dan keluarganya. Pihak Ditreskrimsus Siber Polda Jabar, lanjut Deri, telah menerima laporan dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Baca Juga:
Satgas Antipremanisme, Farhan: Cicendo Termasuk Wilayah Beling
Kemendagri: Pemda dan Aparat Hukum Harus Tindak Tegas Ormas Premanisme
Saat disinggung terkait permasalahan ini sudah diupayakan penyelesaian secara internal, Deri menyebut kedua kubu sudah berusaha menahan diri.
“Tapi orang-orang ini merasa paling berani, jadi situasi semakin memanas. Bahkan bukan saya saja yang menjadi korban, ada juga teman saya yang ikut menjadi sasaran,” ungkapnya.
Puncaknya, pada hari Minggu (8/6/2025), sekelompok orang mendatangi tempat usahanya, membuat keributan, bahkan melakukan penamparan terhadap rekannya bernama Kim.
“Seolah-olah klub motor ini digunakan untuk mengorganisasi aksi premanisme demi kepentingan satu pihak yang didukung oleh terlapor,” tegas Deri.
Saat ini kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh Direktorat Reserse Siber Polda Jabar. (Kyy/_Usk)