BANDUNG,TM.ID: Angin tornado menyapu kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Rabu (21/2/2024). Akibat bencana tersebut, setidaknya 5 kecamatan terkena dampak dan seratusan orang terluka.
Sejumlah video di media sosial yang memperlihatkan tornado Rancaekek menjadi viral. Dalam video tersebut terlihat pusaran tornado begitu kuat dan besar.
Masyarakat pun terlihat panik usai melihat besarnya kekuatan angin meski berada cukup jauh dari lokasi.
Sebelumnya, angin kencang tersebut sempat diduga merupakan angin puting beliung. Akan tetapi, Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Dr. Erma Yulihastin mengungkapkan, jika kejadian tersebut merupakan angin tornado. Bahkan, bencana tornado ini menjadi yang pertama terjadi di Indonesia.
Berikut ini 4 fakta angin tornado Rancaekek:
5 kecamatan terdampak tornado
Tornado Rancaekek diketahui berdampak pada 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung serta Kabupaten Sumedang. Kelima kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Rancaekek, Cicalengka dan Cileunyi (Kabupaten Bandung), serta Kecamatan Mangunraja dan Jatinangor (Kabupaten Sumedang).
Laporan mengenai dampak tornado ini disampaikan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung dan disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
120 warga terluka akibat tornado Rancaekek
Tak hanya merusak bangunan hingga pabrik serta pusat berbelanjaan yang ada di sekitar Jatinangor-Rancaekek saja, tornado Rancaekek menelan banyak korban luka.
Sedikitnya 120 warga di Kabupaten Sumedang mengalami luka ringan hingga sedang. Bahkan, pemerintah Kabupaten Sumedang telah menyiapkan tenda darurat untuk penanganan warga terdampak.
“Prioritas selanjutnya adalah rehabilitasi. Jadi rumah yang rusak akan direhab dan ini membutuhkan waktu,” ujar Pj. Bupati Sumedang, Herman Suryatman.
BACA JUGA: Tornado Rancaekek Mengerikan, ini Perbedaanya dengan Angin Puting Beliung
Mirip tornado yang terjadi di Amerika Serikat
Peneliti BRI), Dr. Erma Yuliastian mengungkapkan, berdasarkan rekonstriksi dan invesigasi, kejadian angin kencang tersebut tercatat sebagai tornado. Hal ini pun menjadikannya sebagai bencana tornado pertama di Indonesia.
“Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini.” tulisnya di media sosial X (Twitter) @EYulihastin.
Tak hanya itu saja, melalui unggahan di akun X @EYulihastin, ia juga membandingan tornado Rancaekek dengan tornado yang biasa terjadi di Amerika Serikat. Dalam unggahannya, ia menyebutkan jika keduanya memiliki kemiripan hingga 99,99%.
Small tornado
Meski peneliti BRIN telah mengungkapkan jika angin kencang tersebut sebagai tornado, namun Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Bandung menyatakannya sebagai small tornado atau angin puting beliung.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, secara tertulis menyampaikan kepada wartawan, Kamis, 22 Februari 2024 mengenai pernyataan BMKG tersebut.
“Kejadian kemarin sore, kecepatan angin tercatat di AAWS Jatinagor: 36.8 km/jam. Sedangkan tornado lebih dari 70 km/jam,Puting beliung itu adalah Small Tornado. Jadi kalau masyarakat di Indonesia small tornado sering disebut puting beliung,” kata dia.
(Dist)