BANDUNG BARAT, TEROPONGMEDIA.ID — Personel gabungan melakukan penelusuran limbah Kotoran Hewan (Kohe) di aliran sungai Cikapundung di Kawasan Bandung Utara (KBU) Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga Coblong, Kota Bandung, Rabu (30/5/2025).
Petugas dari Dinas Peternakan provinsi Jawa Barat dan KBB serta perwakilan peternak dari wilayah Lembang menyusuri enam kilometer aliran sungai. Mereka menemukan tiga anak sungai tercemar limbah Kohe dari peternakan.
Ada tiga aliran sungai yang tercemar limbah hewan ternak yakni Sungai Cigulung dari Lembang Raya, Sungai Cikawari dari Desa Wangunharja dan Desa Cibodas dan Sungai Cikapundung dari Desa Suntenjaya dan Cibodas.
Baca Juga:
Pencemaran Limbah Kohe di Bandung Barat Masih Mengkhawatirkan
Kisah Tragis Mantan Pemain Sirkus OCI, Disetrum Hingga Makan Kotoran
Kepala Bidang Produksi Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Siti Rohani menerangkan, semua aliran sungai itu bermuara di Kolam Tando Harian Dago Pakar.
“Mulai dari Maribaya (Lembang) kita telusur pencemarannya dan ternyata ketika kita melihat itu ada tiga sungai yang tercemar jadi mulai sungai Cigulung, Sungai Cikawari dan Sungai Cikapundung,” katanya di lokasi.
Aliran sungai itu digunakan untuk pemenuhan air bersih dan sumber listrik, pencemaran itu diduga berasal dari limbah kotoran hewan yang dibuang para peternak dari kawasan Lembang.
“Hal itu dikarenakan masih banyak peternak di Bandung Barat yang belum memiliki tempat pengolahan kotoran hewan ternak,”terang dia.
Berdasarkan hasil penelusuran sungai yang tercemar limbah kotoran hewan ternak akan dilakukan penanganan bersama dari stakeholder terkait di lingkungan Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bandung Barat dan instansi terkait lainnya. Penanganan harus dilakukan dari wilayah hulu yakni di Lembang dan sekitarnya.
Seperti pembuatan kolam tando di hulu seperti di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang hingga pemanfaatan kotoran hewan ternak diolah menjadi kompos, biogas, pupuk organik dan sebagainya.
“Diharapkan kita bisa membuat kolam tando di Suntenjaya, itu milik lahan Perhutani. Jadi nanti kita akan berkolaborasi lagi dengan instansi yang terkait. Semuanya harus terlibat untuk menyelesaikan masalah pencermaran limbah kotoran hewan,” ujar Siti.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan KBB, Wiwin Aprianti menambahkan ada sekitar 6.000 peternak sapi di tiga wilayah di Bandung Barat, meliputi Cisarua, Parongpong dan Lembang. Dari ribuan peternak tersebut, hanya 30 persen di antaranya yang mengelola limbah kotoran hewan. Sementara sisanya masih menggunakan sistem buang tanpa pengolahan.
“Ya betul (sungai tercemar), ini sudah terjadi mungkin dari beberapa generasi tahun 80-an. (Dampaknya) kesulitan mendapatkan air bersih yang akan digunakan oleh masyarakat,” kata Wiwin.
Dia mengatakan, pihaknya bersama Pemprov Jabar dan stakeholder lainnya segera merealisasikan solusi untuk mengatasi permasalahan limbah kotoran hewan ternak. Seperti pembuatan kolam tando hingga mengubahnya menjadi lebih bermanfaat. (Tri/Usk)