JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Publik berkabung, atas kabar tutup usia Mayor Jenderal (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, yang aktif di berbagai bidang meninggal dunia dalam usia 83 tahun.
Purnawirawan TNI kelahiran Singaraja, Bali pada 8 Juli 1942 itu memulai perjalanan hidupnya dengan menekuni militer.
Karir IGK Manila Dimulai dari Militer
Ia merupakan salah satu dari 15 perwira remaja pertama lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) dengan kecabangan Polisi Militer.
Karir militernya kemudian menanjak hingga mencapai pangkat Mayor Jenderal TNI AD (POM ABRI).
Capaian Diukir pada Cabang Olahraga
Melansir Antara, selain itu, ia juga aktif di berbagai organisasi. Manila pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum ORARI dan Direktur Akademi Olahraga Indonesia (AKORIN), serta dikenal dengan panggilan radio amatirnya, YB0AA.
Akan tetapi, kiprah pria yang setia dengan kumis tebalnya yang paling mencolok bagi publik olahraga tanah air adalah saat ia menjadi manajer timnas Indonesia pada SEA Games 1991.
Manila gemilang membawa timnas Indonesia memenangi medali emas SEA Games. Prestasi itu sempat bertahan cukup lama sebelum akhirnya tim Merah-Putih kembali memenangi medali emas SEA Games pada 2023.
Pada level klub, Manila pun mencatatkan rekor manis. Ia pernah ditugasi Ketua KONI Jawa Barat Suryatna Subrata untuk mengurusi klub Bandung Raya. Di Bandung Raya, kiprah Manila juga sangat bagus dengan berhasil mengantarkan klub itu menjuarai Liga Indonesia pada 1996.
BACA JUGA:
Bagi publik si kulit bundar Jakarta, nama Manila juga terukir dengan tinta emas. Ia sempat menjadi manajer Persija sejak 1997 sampai 2005, dan menjadi salah satu sosok penting bagi klub sepak bola kebanggaan Jakarta tersebut untuk mengakhiri dahaga gelarnya dengan menjadi juara Liga Indonesia pada 2001.
Bukan sekedar sepak bola, prestasi Manila juga terukir pada cabang olahraga lain, Salah satunya, aktif di cabang olahraga wushu dan membidani kelahiran organisasi Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) pada 1992. Manila bahkan merupakan ketua umum PB WI yang pertama.
Patut dicatat bahwa pada masa orde baru, wushu termasuk kegiatan yang dilarang muncul di ruang publik.
Namun perjuangan Manila dan beberapa tokoh wushu lainnya, termasuk dengan melobi Presiden Soeharto untuk dapat membantu pembinaan dan pembiayaan olahraga wushu.
Bergabung Partai Nasdem
Belakangan Manila mengemban tanggung jawab sebagai Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem.
Di lembaga itu, ia mengarahkan fokus dan energinya untuk mendidik generasi muda agar dapat menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas, mampu berpikir visioner, tanpa abai terhadap nilai kebangsaan.
Kepulangan Manila jelas menghadirkan duka di hati banyak kalangan. Bukan hanya dari para penikmat sepak bola tanah air, namun juga para pegiat wushu, serta organisasi politik yang akan sulit mencari pengganti sosok jendral nyentrik itu.
(Saepul)