Waspada Virus Hanta: Ancaman Kesehatan dari Tikus yang Perlu Diketahui

Penulis: hafidah

Virus Hanta
Virus Hanta (pinterest)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Masyarakat mungkin familiar dengan leptospirosis atau pes, penyakit yang ditularkan oleh tikus si hewan pengerat ini juga pembawa Virus Hanta.

Penyakit zoonosis berbahaya ini juga disebarkan oleh rodensia (tikus dan celurut) dan berpotensi menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia.

Apa Itu Virus Hanta dan Bagaimana Penularannya?

Penyebab penyakit virus Hanta adalah virus dari genus Orthohantavirus. Tikus dan celurut adalah “reservoir” utama virus ini. Di Indonesia, beberapa jenis tikus yang telah terkonfirmasi membawa virus Hanta antara lain:

  •  Rattus norvegicus (tikus got)
  •  Rattus tanezumi (tikus rumah)
  •  Rattus tiomanicus (tikus belukar)
  •  Rattus exulans (tikus ladang)
  •  Rattus argentiventer (tikus sawah)
  •  Mus musculus (mencit rumah)
  •  Bandicota indica (tikus wirok)
  •  Maxomys surifer

Jenis-jenis tikus ini dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari lingkungan rumah, sawah, ladang, hingga hutan. Ini berarti potensi penyebaran virus Hanta ada di mana saja.

Bagaimana Virus Hanta Menular ke Manusia?

Penularan penyakit Virus Hanta terjadi melalui beberapa cara:

  • Kontak Langsung: Bersentuhan langsung dengan tikus yang terinfeksi.
  •  Ekskresi Hewan: Ketika air liur, urin, atau feses tikus mengenai kulit yang luka atau selaput lendir pada mata, mulut, dan hidung Anda.
  •  Aerosol: Menghirup debu atau partikel halus di udara yang telah terkontaminasi oleh kotoran tikus.

Penting untuk dicatat bahwa hingga saat ini, belum ada laporan penularan virus Hanta antar manusia.

Gejala dan Komplikasi Penyakit Virus Hanta

Penyakit virus Hanta dapat menyebabkan dua jenis gejala klinis utama:

 1. Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)

Tipe ini umum ditemukan di Eropa dan Asia, termasuk Indonesia. Masa inkubasinya 1-2 minggu dengan angka kematian 5-15%. Strain Seoul Virus (SEOV), penyebab HFRS, paling sering ditemukan di Indonesia dan biasanya menimbulkan gejala sedang seperti demam, sakit kepala, nyeri punggung dan perut, mual, mata kemerahan, dan ruam. Pada kasus yang lebih parah, dapat terjadi gangguan ginjal (oliguria dan anuria), perdarahan pencernaan, serta gangguan pernapasan dan saraf.

 2. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)

Tipe ini hanya ditemukan di Benua Amerika dengan masa inkubasi 14-17 hari dan angka kematian yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 60%.

Baca Juga:

Waspada Norovirus! Virus Tanpa Vaksin yang Serang Anak dan Picu Malnutrisi

Kondisi Del Pino Terkini Usai Demam Infeksi Virus Jelang Duel Persija

Pencegahan Penting untuk Melindungi Diri dan Keluarga

Mengingat beragamnya jenis tikus reservoir dan sebarannya di Indonesia, pencegahan menjadi kunci utama untuk menghindari penyakit virus Hanta. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:

  • Kendali Hama: Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar untuk mengendalikan populasi tikus.
  • Gunakan APD: Selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan alas kaki saat membersihkan rumah atau area yang sering dilalui hewan pengerat.
  •  Bersihkan Kontaminasi Tikus: Bersihkan kotoran, urin, dan sekreta tikus lainnya dengan hati-hati menggunakan disinfektan. Hindari menyapu kering karena dapat menciptakan aerosol.
  • Jangan Sentuh Tikus: Hindari menyentuh tikus, baik yang hidup maupun yang mati, secara langsung. Jika terpaksa kontak, gunakan disinfektan dan APD lengkap.
  •  Pengelolaan Sampah: Pastikan pengelolaan sampah dilakukan dengan benar agar tidak menarik perhatian tikus.
  •  Cuci Tangan: Selalu jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir (40-60 detik) atau gunakan cairan antiseptik (20-30 detik).

Penyakit virus Hanta berpotensi menyebabkan wabah jika populasi tikus tidak dikendalikan. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang dimulai dari lingkungan terkecil kita, yaitu rumah, sangatlah penting untuk melindungi diri dan komunitas.

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
PJU dekoratif Cimahi
Pemkot Cimahi Gelontorkan Rp2,5 Miliar untuk PJU Dekoratif di Dua Ruas Jalan Utama
Titi Dj
Stephanie Poetri dan Suami Pilih Childfree! Ini Reaksi Mengejutkan Titi DJ
Childfree
6 Deretan Artis Tanah Air Pilih Childfree!
BMKG Ungkap Hujan di Musim Kemarau Berdampak pada Sektor Pertanian
BMKG Ungkap Hujan di Musim Kemarau Berdampak pada Sektor Pertanian
Hakim Gagalkan Upaya Trump Cegah Mahasiswa Asing ke Harvard
Hakim Gagalkan Upaya Trump Cegah Mahasiswa Asing ke Harvard
Berita Lainnya

1

Imbas Ketegangan Iran - Israel, Warga Inggris Diminta Siapkan Survival Kit Tiga Hari

2

Lelaki Tua dan Tangga Kota

3

Jelang Latihan Perdana Bersama Persib, Saddil Ramdani Bagikan Aktivitasnya Selama di Kampung Halaman

4

Durasi dan Frekuensi Gangguan Listrik Menurun, PLN Catat Kinerja Operasional Positif sepanjang 2024

5

Farhan Tegaskan: Insentif untuk Hotel Bukan Uang Tunai tapi Agenda Pemerintah dan Diskon Pajak
Headline
Tiga TPA Resmi Diduga Lakukan Pelanggaran, KLH Lakukan Penyidikan
Tiga TPA Diduga Lakukan Pelanggaran, KLH Lakukan Penyidikan
Sopir truk aksi ODOL
Aksi Mogok Sopir Truk Protes ODOL Picu Sayur Gagal Kirim, Petani Lembang Rugi dan Harga Pasar Naik
Tersangka korupsi dana hibah
Identitas 21 Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim Akan Segera Diumumkan
Pemkot Bandung Belum Beri Penjelasan Terkait Jual Beli Kursi SPMB, Masih Tunggu APH
Pemkot Bandung Belum Beri Penjelasan Terkait Jual Beli Kursi SPMB, Masih Tunggu APH

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.