JAKARTA,TM.ID: Dalam era digital, cinta telah menjadi sasaran baru bagi penjahat siber. Love scamming adalah salah satu bentuk penipuan berkedok asmara yang menggunakan trik kepercayaan dan perasaan. Hal ini menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai oleh pengguna internet.
Salah satu langkah kewaspadaan yang sangat penting adalah tidak sembarangan mengunggah foto atau video yang mengandung informasi pribadi ke media sosial.
Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyatno Banyumurti menjelaskan, bahwa kehati-hatian dalam berbagi foto dan video di media sosial sangat penting karena setelah terunggah, kita tidak dapat mengambilnya kembali.
“Setelah kita memposting, kita tidak bisa mengambilnya kembali,” katanya melansir liputan6, Minggu (17/9/2023).
Meskipun platform media sosial menyediakan fitur hapus, lanjut ia, masih ada risiko bahwa orang lain telah mengambil tangkapan layar atau screenshot dari konten yang telah kita bagikan.
Selain itu, Indriyatno mendorong masyarakat untuk berhati-hati dalam berinteraksi di media sosial, khususnya dengan orang yang tidak dikenal. Penting untuk selalu memeriksa dengan cermat detail akun yang berinteraksi.
Dia juga menyarankan untuk melakukan reverse image search pada akun yang mencurigakan. Reverse image search adalah metode memeriksa apakah foto profil yang digunakan dalam akun tersebut asli atau palsu dengan menggunakan teknologi seperti Google Image Search.
“Reverse image search adalah kita mengambil foto profil pelaku lalu memasukkannya ke Google Image. Nantinya, Google Image akan mencari foto-foto serupa. Dari sini mungkin kita bisa menemukan apakah foto profil yang digunakan oleh akun tersebut asli atau palsu. Kemudian, lihat postingan dan periksa follower akunnya,” jelasnya.
BACA JUGA: Kenali Ciri File Phising dalam Bentuk PDF, Sebaiknya Hindari!
Keamanan digital sangat penting di era teknologi saat ini, terutama mengingat ancaman kejahatan siber yang semakin marak. Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk meningkatkan keamanan digital mereka dengan menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan memeriksa apakah alamat email mereka pernah terkena kebocoran data.
Ini menjadi sangat penting karena penipuan berkedok cinta, seperti love scamming, dapat berujung pada pengambilalihan akun dan tukar sandi sebagai alat untuk mengancam korban. Dengan meningkatkan kesadaran tentang ancaman ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang yang kita cintai dari penipuan berbahaya di dunia digital.
(Budis)