BANDUNG, TM.ID: Perhelatan SEA GAMES 2023 Kamboja menjadi sorotan kembali, kali ini ulah dari Pelatih Pencak Silat Vietnam usai laga Hoang Hong An Nguyen melawan Safira Dwi Meilani.
Pelatih pencak silat dari Vietnam itu melakukan konfrontasi kepada pelatih pencak silat Indonesia. Detik-detik pelatih yang mengajak berkelahi kepada pelatih pencak silat Indonesia sempat diabadikan melalui video viral di media sosial.
Tampak pelatih dari Vietnam ini mengenakan seragam berwarna hitam dan tampak menunjuk ke arah pelatih pencak silat Indonesia.
BACA JUGA: Viral Pesilat Indonesia Nangis, Diduga Diintimidasi Kamboja untuk Mundur
Amarah yang tak tertahankan, pelatih itu menunjukkan gestur menantang untuk berduel dengan pelatih pencak silat Indonesia itu.
pelatih pencak silat Indonesia pun terpancing provokasi yang dilakukan pelatih atlet Hoang An Nguyen itu. Dia memasangkan badan untuk menjaga kehormatan Bangsa Indonesia.
Entah apa kalimat yang dilontarkan pelatih pencak silat Vietnam itu, sehingga pelatih yang menukangi Safira Dwi Meilani itu ikut tersulut emosi.
Pria yang ditantang oleh pelatih Vietnam ini adalah anggota Kopassus TNI bernama Wahyo Yuniartoto. yang berpangkat Letnan Kolonel Infanteri.
Selain itu, Wahyu Yuniartono sempat menjabat sebagai Asisten Operasi Kopassus dan Wakil Komandan Grup 2 Kopassus. Dia juga pernah menjabat sebagai Dandim Cilacap pada 2019 silam, yang dikenal berprinsip tegas dalam mengatasi polemik TNI-Polri. Penghargaan akademik yang pernah dia raih juga adalah sarjana ekonomi dan Magister Terapan Pertahanan.
Kronologis Permasalahan
Pemicu permasalahn ini awalnya, dari pertandingan Safira Dwi Meilani yang harus didiskualifikasi 18 detik menjelang akhir laga saat bertanding melawan atlet Vietnam di ajang SEA Games 2023. Padahal, nilainya berbanding cukup jauh dibandingkan pesilat Vietnam tersebut.
“Kejadian Safira, kelas B Putri, Safira itu bermain dengan luar biasa. Sampai babak ketiga, waktu kurang 18 detik berakhir, posisi Safira nilainya 61, lawannya 43. Tiba-tiba Safira dihentikan dan dikalahkan, karena dianggap si Safira menyerah, karena dia berteriak,” kata Kepala Pelatih Timnas Pencak Silat Indonesia, Indro Catur Haryono
“Wasit tiba-tiba mengeluarkan tangan sebagai peringatan 3 atau tanda pertandingan berakhir. Padahal Safira belum pernah melakukan pelanggaran, melalui proses peringatan 1, atau proses peringatan 2, tiba-tiba menganggap pertandingan selesai karena dianggap Safira tidak bisa melanjutkan,” tutur Catur.
“Nah tadi saya sampaikan kalau di awal, Safira itu memang main sudah dalam posisi tangan kanannya, bahu kanannya itu dislokasi. Artinya, kadang bisa masuk lagi, turun,” ujar Catur menambahkan.
Catur menegaskan, walau Safira sedang mengalami kesakitan tetapi tetap melajutkan pertandingan. Luar biasanya Safira pada babak ketiga dari waktu menunjukkan 18 detik, dirinya bisa mengungguli secara telak lawannya.
“Pada saat itu, wasit menghentikan. Saya sebagai pelatih protes, belum ada proses kalau itu dianggap Safira menyerah, nggak. Safira masih bisa nendang, masih bisa mukul,” ucapnya.
“Kalau itu dianggap sebagai teknik kuncian juga tidak, karena teknik kuncian itu memang bisa menghentikan pertandingan tapi teknik kuncian juga melalui proses, dihitung dulu, anaknya ditanya dulu, ini nggak, wasit langsung memenangkan Vietnam,” tuturnya.
“Protes saya juga nggak ditanggapi, akhirnya kita protes resmi melalui manajer. Protes pertama kita ternyata diterima, bahwasanya Safira yang menang. Akhirnya kita lega,” ujar Indro Catur Haryono menambahkan.
Namun, pertandingan final tetap dilangsungkan. Lalu, pihak tim pesilat Vietnam tak terima sehingga mengajukan banding. Banding tersebut diterima penyelenggara, hingga hampir menyebabkan kemenangan Indonesia urung.
“Manajer kita tahu, akhirnya sempet rame juga. Akhirnya, karena nggak mungkin ya diputuskan menang Vietnam, kita sudah terlanjur dimenangkan,” ucapnya.
“Dimenangkan Indonesia juga pasti akan ribut, nggak bisa menyelesaikan masalah, dimainkan 18 detik juga mereka (Vietnam) nggak mau karena pasti Safira yang menang, mereka nggak mungkin bisa ngejar,” tuturnya menambahkan.
Catur pun menekankan, rasa sakit yang dialami Safira telah dialaminya sejak pertandingan belum berlangsung. Namun, teriakannya dinilai sebagai pelanggaran.
Makanya, untuk kasus Shafira ini diputuskan juara bersama. Shafira dapat emas, Vietnam dapat emas,” katanya melansir Pikiran-Rakyat, pada Sabtu (14/5/2023).
BACA JUGA: Indonesia Raih Dua Emas di Nomor Fin Swimming SEA Games XXXII/2023
(Saepul/Dist)