BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jagat maya geger dengan beredarnya video perundungan antar pelajar di sebuah SMP di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Rekaman singkat itu cepat menyebar di media sosial dan memicu gelombang kecaman dari warganet.
Video berdurasi 48 detik tersebut menampilkan seorang siswa berbadan lebih besar memukul dan menjatuhkan korban yang bertubuh lebih kecil. Tragisnya, aksi itu disaksikan teman-teman lain yang justru merekam sambil tertawa.
Insiden terjadi di sekitar area sekolah dasar di Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, pada Sabtu (9/8/2025). Saat itu, lapangan di dekat lokasi tengah ramai dengan pertandingan sepak bola antarkampung. Dugaan awal menyebut, perundungan ini dipicu oleh perselisihan terkait rebutan rokok.
Kepala SMP Negeri 6 Padaherang, Islah Hadiansyah, membenarkan pelaku maupun korban merupakan siswanya. Ia menegaskan kejadian tersebut berlangsung di luar lingkungan sekolah dan di luar jam pelajaran.
“Iya benar, pelaku dan korban adalah siswa kami. Korban kelas 7 dan pelaku kelas 8. Pihak sekolah telah menyerahkan dan mendampingi orang tua korban ke Mapolres Pangandaran sebagai bentuk tanggung jawab moral dan upaya mencegah perundungan terulang,” kata Islah, Selasa (12/8/2025).
Plt Kasi Humas Polres Pangandaran Aiptu Yusdiana mengungkapkan, kepolisian telah menerima laporan kasus tersebut dan masih memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui penyebab pasti.
“Berdasarkan keterangan sementara, keduanya bertetangga dan peristiwa ini dipicu oleh kenakalan remaja. Namun, penyelidikan masih berlanjut,” ujarnya.
Baca Juga:
Buntut Kasus Perundungan Siswa Berujung Bunuh Diri, Kepsek SMAN 6 Garut Dipecat!
Tak Tahan Perundungan di Sekolah, Remaja di Garut Diduga Bunuh Diri
Rekaman tersebut terus beredar luas di berbagai platform media sosial. Warganet secara kompak mengecam aksi itu dan mendesak aparat untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada pelaku. Peran orang tua, guru, dan masyarakat dinilai sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak, sehingga insiden serupa tidak kembali terjadi di kemudian hari.
(Virdiya/Aak)