BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Setelah libur panjang Lebaran 2025 ini, bisa jadi banyak orang mengeluh cepat lelah bekerja saat kembali beraktivitas normal. Kondisi ini dikenal sebagai sosial jet lag, gangguan ritme tubuh akibat perubahan pola tidur selama liburan.
Apa Itu Sosial Jet Lag?
Mengutip Vogue, Dr. Till Roenneberg, profesor dari Institute of Medical Psychology di Universitas Munich, menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi ketika jadwal tidur berubah drastis saat liburan.
“Saat libur Natal dan Tahun Baru, orang cenderung tidur larut, bangun siang, dan tidak menggunakan alarm. Ini membuat tubuh menyesuaikan dengan ritme sirkadian alaminya,” ujarnya.
Ketika tiba waktunya kembali bekerja, tubuh dipaksa bangun lebih pagi, sehingga muncul gejala seperti kelelahan, daya ingat menurun, dan lambatnya respons.
Berbeda dengan jet lag biasa yang bisa diatasi dengan paparan sinar matahari, social jet lag lebih sulit diatasi karena kebanyakan orang menghabiskan waktu di kantor dengan pencahayaan terbatas.
BACA JUGA
Jurus Ampuh Kembalikan Pola Tidur Setelah Libur Lebaran!
Kemenkumham Bolehkan Pegawainya Perpanjang Cuti Lebaran, Kok Bisa?
Dampak Negatif dan Cara Mengatasinya
Kondisi ini sering memicu kebiasaan tidak sehat seperti konsumsi kafein berlebihan, merokok, atau makan berlebih. Roenneberg memperingatkan, setiap jam social jet lag meningkatkan risiko obesitas hingga 33% karena gangguan metabolisme.
Untuk memulihkan kondisi tubuh, para ahli menyarankan:
- Berjalan kaki 20 menit di luar ruangan untuk mendapatkan paparan cahaya alami
- Tidur 9 jam selama 4 hari berturut-turut dengan kualitas baik
- Hindari gawai sebelum tidur dan batasi kafein setelah jam 2 siang
“Yang terpenting adalah konsistensi. Butuh waktu sekitar seminggu untuk mengembalikan ritme tubuh normal,” tambah Roenneberg.
Dengan memahami mekanisme ini, diharapkan pekerja bisa lebih mudah beradaptasi usai liburan panjang.
(Aak)