Tradisi Bantaian: Filosofi dan Makna dalam Pernikahan Adat Sunda

Penulis: hafidah

Tradisi Bantaian
(istockphoto)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tradisi bantaian merupakan serangkaian acara adat yang menjadi bagian penting dalam pernikahan adat Sunda.

Prosesi ini dilakukan setelah akad nikah dan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu meuleum jeung meunggaskeun harupat (melempar dan membakar kemenyan), nincak endog (menginjak telur), sibanyo (mandi bersama), dan meupeuskeun kendi (memecahkan kendi).

Setiap tahap dalam tradisi bantaian memiliki makna dan filosofi yang mendalam, bertujuan untuk menasehati kedua pengantin dalam membangun rumah tangga yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan.

Filosofi Tradisi Bantaian

  • Meuleum Harupat: Filosofi “ulah getas harupateun” (jangan mudah tersulut amarah) mengajarkan pasangan untuk menahan amarah dan menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.
  • Nincak Endog: Prosesi ini melambangkan awal dari cikal bakal keturunan.
  • Meupeuskeun Kendi: Mengajarkan agar pasangan tidak sombong dan angkuh, mengingat manusia diciptakan dari tanah, seperti kendi yang akan kembali ke tanah.

Tradisi Prosesi Bantaian

Tradisi bantaian umumnya diawali dengan beberapa adat lain seperti:

  • Mapag Panganten (menjemput pengantin)
  • Sungkeman (menghormati orang tua)
  • Huap Lingkung (mengucapkan selamat)
  • Pabetot-betot Bakak (menarik seserahan)
  • Sawer Pengantin (menaburkan uang)
  • Diakhiri dengan bantaian.

Setiap tahap memiliki makna tersendiri dalam membangun ikatan keluarga yang kuat.

Makna Tradisi Meuleum Harupat

Tradisi melempar dan membakar kemenyan memiliki makna bahwa suami harus mampu menahan amarah ketika istri melakukan kesalahan. Amarah adalah bara api yang dilemparkan setan ke dalam hati manusia, sehingga penting untuk mengendalikannya.

Makna Tradisi Nincak Endog

Dalam prosesi nincak endog, pengantin pria menginjak telur di balik papan atau coet dan elekan (batang bambu muda). Kemudian pengantin wanita mencuci kaki pengantin pria.

Meskipun ada pandangan bahwa prosesi ini menimbulkan pemborosan, makna yang terkandung adalah mengajarkan pasangan baru untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

BACA JUGA : Tradisi Upacara Grebeg Suro dengan Ponorogo

Makna Tradisi Meupeuskeun Kendi

Kendi yang dipegang bersama oleh kedua pengantin, melambangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan tidak ada alasan untuk merasa sombong. Prosesi ini juga mengajarkan pentingnya kesatuan hati, prinsip, dan tujuan dalam membangun rumah tangga yang bahagia.

Tradisi Bantaian dalam Penerapan Nilai-nilai KeIslaman

Hubungan antara hukum adat dan hukum Islam menjadi perdebatan yang menarik. Tradisi bantaian, meskipun memiliki beberapa aspek yang perlu untuk mengkaji lebih lanjut.

Menunjukkan bahwa adat istiadat dapat selaras dengan nilai-nilai keislaman, selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Tradisi bantaian merupakan warisan budaya yang kaya makna dan filosofi, mencerminkan nilai-nilai luhur dalam membangun keluarga yang harmonis dan bahagia.

 

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Hyundai Palisade Hybrid
Sudah Buka Pemesanan di Indonesia, Kapan Pasti Hyundai Palisade Hybrid Rilis?
Tangkas X7
Ketangguhan Motor Listrik Tangkas X7, akan Dibuktikan Lewat Intensitas Ojol!
thumb-small-R0010072_2022-01-24_11-25-22_screenshot
Ricoh Theta A1, Kamera 360 Profesional untuk di Medan Ekstrem
Jasad Bayi di SCBD
Jasad Bayi Laki-Laki Ditemukan Petugas Kebersihan di Kawasan SCBD
Mobil dinas busway
Menyoal Polisi Hormat ke Mobil Dinas Penerobos Busway, Polda Metro: Anggota Saya Fokus ke Kemacetan
Berita Lainnya

1

Empat Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat Langgar Aturan Lingkungan Hidup

2

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

3

Sejarah Kelam Jam Malam, dari Abad Kegelapan hingga Era Dedi Mulyadi

4

Pengabdian Kepada Masyarakat – UNIBI TALK: Storytelling sebagai Cara Membentuk Personal Branding yang Autentik dan Konsisten Melalui Media Sosial Instagram

5

Update Kondisi Gunung Tangkuban Parahu, Tetap Waspada Meski Jumlah Gempa Vulkanik Alami Penurunan
Headline
sapi menangis saat kurban
Kenapa Sapi Menangis Saat Kurban? Cek Jawabannya
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi 1,2 Ton untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung
Prabowo Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China
Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China, Prabowo Berharap Bisa Berlaga di Piala Dunia

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.