BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dunia musik Indonesia kembali diwarnai dengan perbincangan hangat mengenai hak cipta dan penghargaan terhadap karya musisi legendaris seperti Keenan Nasution.
Sosok Keenan Nasution menjadi sorotan setelah menolak tawaran sebesar Rp50 juta dari manajemen penyanyi Vidi Aldiano untuk penggunaan lagu klasiknya, Nuansa Bening.
Keputusan ini memicu diskusi luas di kalangan pecinta musik tentang penghormatan terhadap hak pencipta lagu.
Menolak Tawaran, Menghormati Karya
Keenan Nasution menegaskan bahwa ia tidak menolak royalti, tetapi lebih pada cara penyampaiannya yang dinilai kurang tepat.
Dalam pertemuan pertama dengan manajemen Vidi Aldiano, Keenan mengungkapkan rasa kurang nyaman karena pemberian uang dilakukan tanpa komunikasi yang cukup sebelumnya.
Baginya, apresiasi terhadap karya tidak hanya tentang angka, tetapi juga bagaimana proses dan etika dalam dunia musik harus dihormati.
Sebagai informasi, lagu Nuansa Bening pertama kali dirilis pada tahun 1978 dan kembali dipopulerkan oleh Vidi Aldiano pada tahun 2008. Lagu ini menjadi salah satu tonggak awal dalam karier Vidi, yang kini telah berkembang menjadi salah satu musisi ternama di Indonesia.
BACA JUGA:
16 Tahun Tanpa Royalti Lagu Nuansa Bening, Keenan Nasution Angkat Bicara
Perjalanan Karier Keenan Nasution
Keenan Nasution adalah nama besar dalam industri musik Indonesia. Lahir di Jakarta pada 5 Juni 1952, musisi berdarah Batak ini memiliki nama lengkap Rada Krisnan Nasution. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan musik pop dan rock progresif di Tanah Air.
Sepanjang kariernya, Keenan telah bekerja sama dengan sejumlah musisi legendaris, seperti Benyamin Sueb, God Bless, Fariz RM, Chrisye, dan Guruh Soekarnoputra.
Keahliannya dalam bermusik tak hanya terbatas sebagai vokalis, tetapi juga sebagai pencipta lagu dan pemain instrumen, termasuk drum.
Keenan memulai kariernya sejak 1966 dan tetap aktif berkarya hingga saat ini. Salah satu prestasi yang membanggakan adalah keberhasilannya meraih AMI Awards pada tahun 2015 untuk kategori Karya Produksi Progressive Terbaik melalui lagu Indonesia Maharddhika.
Lagu-Lagu Populer Keenan Nasution
Sepanjang kariernya, Keenan telah menghasilkan banyak karya yang masih dikenang hingga kini. Beberapa album terkenalnya antara lain:
- Di Batas Angan-Angan (1978)
- Nuansa Bening (1978)
- Tak Semudah Kata-Kata (1979)
- Akhir Kelana (1980)
- Beri Kesempatan (1981)
- Apa Yang Telah Kau Buat (2007)
- Akustik (2012)
Selain album solonya, Keenan juga terlibat dalam berbagai proyek musik bersama musisi lainnya, seperti Badai Pasti Berlalu bersama Erros Djarot dan Chrisye, serta beberapa proyek dengan Gank Pegangsaan dan Fariz RM.
(Hafidah Rismayanti/Aak)