BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Prestasi membanggakan kembali diraih tim mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) di tingkat nasional. Tiga mahasiswa UNAIR sukses meraih Juara 3 dalam ajang Kompetisi Ilmiah Mahasiswa Veteriner Nasional (KIMVETNAS) 2025 yang digelar BEM KM x VSC Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tim UNAIR terdiri dari Beryl Christoper Fernando Utomo (Fakultas Farmasi, 2024), Gadis Jacinda Elysia Tabina (Fakultas Farmasi, 2024), dan Kharisma Putri Utami (Fakultas Kedokteran Hewan, 2024). Mereka berhasil menarik perhatian dewan juri melalui karya ilmiah berjudul BIOCHICK+: Inovasi Ransum Presisi Berbasis Fermentasi Ampas Tahu dan Kulit Nanas sebagai Sinbiotik Lokal untuk Optimalisasi Gut Microbiome Ayam Broiler.
Inovasi Berbasis One Health Framework
Dalam penelitiannya, tim UNAIR mengangkat isu mahalnya biaya pakan ayam broiler yang mencapai 70 persen dari total biaya industri peternakan. Mereka juga menyoroti penggunaan berlebih Antibiotic Growth Promoter (AGP) yang berisiko memicu resistensi antibiotik (AMR), serta gangguan kesehatan pencernaan akibat ketidakseimbangan mikrobiota usus.
“Kami melihat ampas tahu dan kulit nanas sering terbuang, padahal berpotensi besar sebagai sumber prebiotik dan enzim alami seperti bromelain. Melalui fermentasi, limbah ini bisa diolah menjadi pakan presisi kaya sinbiotik,” jelas Beryl.
Inovasi ini selaras dengan One Health Framework WHO karena menawarkan solusi ramah lingkungan, mendukung ekonomi sirkular, serta mengurangi ketergantungan pada antibiotik dalam peternakan.
Proses Kreatif dan Tantangan
Penyusunan karya ilmiah ditempuh selama kurang lebih dua bulan, mulai dari pengumpulan abstrak hingga tahap presentasi final. Penelitian berbasis studi literatur dengan referensi jurnal nasional dan internasional.
“Prosesnya penuh tantangan, terutama soal membagi waktu antara lomba, kuliah, dan praktikum. Namun dari situ kami belajar manajemen waktu dan kerja sama tim,” ungkap Gadis.
Menurut Kharisma, kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci keberhasilan.
“Kombinasi farmasi dan kedokteran hewan membuat ide kami lebih relevan dan aplikatif,” tambahnya.
Apresiasi dan Harapan
Keberhasilan tim UNAIR mendapat sambutan positif dari kampus, dosen pembimbing, hingga keluarga. Prof Dr Eduardus Bimo Aksono Herupradoto drh M Kes, selaku dosen pembimbing, memberikan ucapan selamat dan mendorong tim untuk mengembangkan riset ke tahap implementasi.
“Ini awal yang baik bagi kami sebagai mahasiswa semester tiga. Kemenangan ini memotivasi untuk terus berkarya dan mengharumkan nama almamater,” ujar Kharisma.
Bagi ketiga mahasiswa tersebut, kemenangan bukanlah tujuan akhir, melainkan langkah awal perjalanan riset.
“Jangan takut mencoba. Mulailah dari ide sederhana lalu gali potensinya. Kompetisi bukan hanya soal menang atau kalah, tapi keberanian keluar dari zona nyaman,” pesan Gadis.
Baca Juga:
SMARISH FEST 2025: Inovasi Mahasiswa UNNES Hadirkan Belajar Seru di Malaysia
“Bawal Cipanjalu”: Inovasi Mahasiswa UHS Ubah Waluh Siam Jadi Cemilan Balado Bernilai Tinggi
Ke depan, tim berencana mengembangkan riset menjadi penelitian aplikatif sekaligus mempublikasikan hasilnya di jurnal ilmiah mahasiswa.
“Kami ingin karya ini tidak berhenti di lomba, tapi benar-benar memberi dampak bagi peternakan berkelanjutan,” pungkas Beryl.
(Virdiya/Budis)