JAKARTA,TM.ID: Emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) resmi mengakuisisi perusahaan teknik, konstruksi dan pertambangan, PT Petrosea Tbk (PTRO).
Terungkap, korporasi itu menghabiskan biaya hingga Rp 940 miliar. Nilai jumbo itu terungkap pada keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (5/1/2024).
Manajemen PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk menyatakan Rp 940 miliar itu adalah nilai akuisisi saham PTRO milik PT Caraka Reksa Optima yang merupakan perusahaan milik konglomerat Romo Nitiyudo Wachjo atau kerap disapa Haji Robert.
Akuisisi dilakukan CUAN melalui anak usahanya PT Kreasi Jasa Persada (KJP). Pasca-akuisisi, KJP menjadi pengendali baru Petrosea.
BACA JUGA: Viral Pilot Selingkuh dengan Pramugari, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pilot Citilink
“Salah satu entitas anak yang dimiliki secara langsung dan dikendalikan CUAN, yaitu PT Kreasi Jasa Persada (KJP) dalam tahap negosiasi serta menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat (PPSB) sehubungan pembelian 342.925,700 saham, atau 34% dari total modal ditempatkan dan disetor di dalam PT Petrosea Tbk (PTRO) yang dimiliki PT Caraka Reksa Optima (CRO),” jelas Manajemen PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk dalam keterangan resmi, Jumat (5/1/2024).
Manajemen menyampaikan, tujuan pengambilalihan saham itu untuk menambah aset, memperluas jaringan usaha, serta bagian dari rencana pengembangan usaha jangka panjang CUAN sehingga menjadi perusahaan jasa pertambangan terintegrasi.
“Selain itu, menjadi penanda PTRO merupakan anak usaha CUAN alias grup Prajogo Pangestu,” kata manajemen.
Hingga kuartal III 2023, pendapatan PTRO yang dikontribusi oleh bisnis penambangan mencapai US$ 268,89 juta, penjualan batu bara US$ 1,67 juta, konstruksi dan rekayasa US$ 115,4 juta, jasa US$ 30,91 juta, dan lain-lain US$ 1,89 juta.
Hampir semua pendapatan dari lini bisnis emiten berkode saham PTRO tersebut meningkat pada sembilan bulan 2023. Kecuali, bisnis jasa yang sedikit turun menjadi US$ 30 juta dari US$ 36 juta.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebutkan akuisisi yang dilakukan CUAN diharapkan mampu memberikan nilai tambah dan dukungan positif terhadap kinerja Petrosea ke depan.
Sementara Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bakhtiar berpendapat, bisnis batu bara yang digeluti Petrosea masih punya prospek besar walaupun akhir-akhir ini harga komoditas cenderung turun.
“Kue bisnisnya masih bisa besar, mengingat batu bara masih menjadi pilihan utama sumber energi primer untuk pembangkit, paling tidak dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan,” kata dia, melansir CNBC.
Petrindo Jaya Kreasi memang tengah memperluas portofolio pertambangannya. Perseroan telah mengumumkan menandatangani perjanjian jual beli bersyarat terkait akuisisi 100% saham PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU), anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY).
Seakan tidak cukup, Prajogo juga membawa perusahaan bidang energi baru terbarukan (EBT) PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatatkan saham di BEI pada 9 Oktober 2023.
Melalui anak usaha BREN, PT Barito Wind Energy (Barito Wind), Prajogo menuntaskan akuisisi PT UPC Sukabumi Bayu Energi dan PT UPC Lombok Timur Bayu Energi dengan total nilai US$ 4,68 juta atau setara Rp 72,8 miliar.
Rampungnya pengambilalihan dua perusahaan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) tersebut sekaligus melengkapi transaksi Barito Renewables sebelumnya yang merampungkan akuisisi PT UPC Sidrap Bayu Energi Tahap II (Sidrap 2) senilai US$ 5,17 juta atau Rp 80,5 miliar.
(Dist)