JOKOWI,TM.ID: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas bakal menutup pabrik yang tak mau memasang scrubber atau penyaring pada cerobong asap pembuangan.
Sebelumnya, instruksi pemasangan scrubber ini telah disampaikan Jokowi dalam rapat penanganan polusi udara Jabodebek di Istana Negara, Jakarta Pusat tiga hari lalu.
“Sanksi pasti dan bisa ditutup. Kemarin pas rapat sudah disampaikan, kalau tidak mau memperbaiki, tidak pasang scrubber, tegas untuk ini. Karena harga kesehatan yang harus kita bayar sangat mahal sekali,” kata Jokowi di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/8/2023).
Sementara itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewajibkan industri memasang scrubber di pabrik untuk mengurangi emisi buangan pabrik.
Luhut menyatakan, pemerintah bakal melakukan inspeksi intensif untuk memastikan scrubber terpasang.
BACA JUGA: Peraturan Baru, Mahasiswa Tak Lagi Wajib Skripsi!
Jika industri yang tak mau memasang scrubber, kata dia, bakal ada sanksi yang dikenakan seperti penutupan pabrik.
“Kalau dia harus pakai scrubber, tadi mengurangi apa, carbon emission. Kalau nggak memenuhi kita ingatkan lagi, kalau tiga kali, kalau nggak juga, kita tutup,” kata Luhut, melansir Tempo.
Sementara itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, Muhammad Aminullah mengatakan, polusi udara di Jakarta merupakan masalah struktural.
Aminullah menilai ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya polusi udara, termasuk maraknya penggunaan transportasi pribadi dan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap sektor industri.
Bahkan, dalam catatan Walhi Jakarta tingkat ketaatan industri di ibu kota cukup lemah. Pada 2021 ada sekitar 474 usaha yang tidak taat soal perizinan izin lingkungan.
Walhi juga mencatat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya mampu melakukan pengawasan terhadap 848 pemegang izin lingkungan setiap tahunnya. Padahal setiap tahunnya mereka mengeluarkan lebih dari 3.000 izin lingkungan.
(Dist)