JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Pakar telematika Roy Suryo menyerukan tantangan, jika dugaan ijazah palsu Joko Widodo (Jokowi) merupakan proyek dengan anggaran besar.
Hal itu, dalam merespon pernyataan tudingan dari Ali Mochtar Ngabalin soal polemik isu ijazah Jokowi, yang tidak kunjung selesai.
“Mana ada (dana) dari luar negeri. Itu benar-benar nyebelin deh. Saya tantang potong kepala atau gantung di Monas, kalau bisa nunjukin itu. Ya bohong bilang itu dana besar dari luar negeri,” kata Roy Suryo melansir Podcast “To The Po!nt Aja” SindoNews pada Kamis (30/05/2025).
Ia menegaskan, apa yang dilakukannya sebagai wujud kecintaan terhadap Universitas Gajah Mada (UGM). Ia mengaku, tidak rela almamaternya melakukan tindakan yang tidak proper.
“Lillahi ta’ala apa yang kami lakukan karena cinta kampus. Kami tidak rela Universitas Gajah Mada, almamater kami melakukan hal-hal yang tidak proper. Karena kami cinta kampus, kita pulang ke kampus kita ketemu dengan Dekan Fakultas Kehutanan ketemu dengan Wakil Rektor I, ketemu dengan Dokter Arie Sujito,” katanya.
BACA JUGA:
Diperiksa Polda Metro Jaya, Roy Suryo Beberkan Pertanyaan Penyidik
Rismon soal Penyelidikan Isu Ijazah Palsu Jokowi: Pembanding Bukan 1 Sisi Saja!
Dalam pertemuannya, kata Roy, dirinya meminta melihat skripsi Jokowi. Saat itu, wakil dekan memberikan skripsi Jokowi.
“Begitu diberikan, terus kita lihat. Nah itulah akhirnya muncul temuan-temuan yang sudah saya dan dokter Rismon sampaikan. Tanda tangan yang katanya dosen penguji Prof Dr Ahmad Soemitro itu diragukan. Bahkan yang meragukan itu adalah putrinya sendiri, Aida Greenberry. Dia bilang itu bukan tanda tangan ayahnya, namanya juga salah. Bahkan lembar pengujiannya juga tidak ada. Tidak ada nama Pa Kasmudjo di situ,” katanya.
Ia juga menegaskan, dalam aksinya tidak ada yang mengendalikan dirinya. Hanya saja, ia menyebut, murni petunjuk dari Tuhan.
“Saya pun bergerak ini, tidak ada yang menggerakkan sama sekali. Yang menggerakan ini rasio kita dan itu saya percaya betul dari Alloh. Itulah tangan-tangan Tuhan yang membuka. Siapa yang membuka, nyuwun sewu Pa Kasmojo. Beliau berkata jujur saya bukan dosen pembimbing skripsi kalau tidak dibukakan oleh Alloh,” tuturnya.
(Saepul)