BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tamansiswa Kota Yogyakarta menyambut positif rencana Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, untuk menjadikan lembaga pendidikan tersebut sebagai Sekolah Rakyat (SR).
Sekretaris Jenderal Tamansiswa, Ki Saur Panjaitan, mengungkapkan bahwa pihaknya siap bekerjasama dan telah bertemu dengan Wali Kota dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul untuk membahas pelaksanaan program ini.
“Tamsis (Tamansiswa) menyampaikan bahwa kami siap, di jalan Tamsis ada lahan yang cukup luas mari kita kerjasamakan karena niatnya sama yang dicita-citakan Ki Hadjar Dewantara. Kita menyambut tawaran itu,” katanya, Jumat (2/5/2025).
“Kita sudah bertemu dengan mensos dan wali kota kami sampaikan siap,” imbuhnya.
Kementerian Sosial mensyaratkan lahan seluas 5 hektar untuk dijadikan SR, hal itu tak jadi masalah bagi Tamansiswa. Lantaran, Tamansiswa masih memiliki 3 bidang lahan yang siap untuk dimanfaatkan sebagai SR.
Jika ditotal, 3 bidang lahan milik Tamansiswa itu mencapai kurang lebih 10 hektar. Namun untuk pemanfaatan pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah.
“Ruangan di belakang masih ada, luas. Dijumlahkan ada 3 lokasi ada total 10 hektar. Cukup luas, tapi nanti berapa yang dipake kita lihat,” katanya.
Pihaknya juga masih menunggu apakah nanti akan dilakukan rehab sekolah atau membangun gedung baru.
“Jadi gini teknisnya sebenarnya waktu kami di Kemensos, Mensos memberi contoh seperti di sekolah TN (Taruna Nusantara. Membangun sekolah di seluruh Indonesia seperti itu. Menjelaskannya kira-kira begitu konsepnya,” katanya.
Baca Juga:
Gus Ipul: Sekolah Rakyat Tahap Pertama Segera Dilaksanakan di 45 Titik
Yayasan Tamansiswa juga masih menunggu bagaimana teknis kurikulum yang diterapkan pada SR.
“Nanti kita sama-sama pelajari pelan-pelan,” kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta kesulitan sediakan lahan seluas 5 hektare untuk digunakan Sekolah Rakyat (SR), usulkan Tamansiswa dimanfaatkan untuk SR. Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya telah membentuk tim yang bertugas untuk berkomunikasi dengan pihak Tamansiswa.
“Yogyakarta itu kan tidak punya lahan. Sekolah rakyat itu kan butuh lahan lima hektare terus ada boarding school. Saya baru bentuk tim kecil. Untuk saya minta komunikasi dengan Tamansiswa,” katanya.
(Kaje)