BANDUNG,TM.ID: Setelah Toyota mengakui manipulasi tes mesin diesel, kini diduga pabrikan asal Jerman, BMW melakukan kecurangan dengan motif yang tidak berbeda jauh.
Kabar ini datang dari pihak berwenang Jerman, yang membuka penyelidikan baru terhadap kendaraan seri X3 20D 2010-2014.
Dugaan Manipulasi BMW
Memuat Carscoops, Deutsche Umwelt Hilfe (DUH), sebuah lembaga pengawas lingkungan membuat pengumuman yang mengguncang dunia otomotif, pada musim panas tahun 2023. Mereka melaporkan temuan perangkat curang ilegal pada beberapa varian BMW X3 yang dilengkapi dengan mesin diesel 2.0 liter.
BACA JUGA: Toyota Manipulasi Tes Mesin Diesel, Ada Fortuner Buatan Indonesia
Menurut DUH, SUV mewah tersebut mengeluarkan kadar NOx yang jauh lebih rendah ketika AC mati, memicu kecurigaan terhadap potensi manipulasi uji emisi.
Indikasi Dugaan
DUH mengindikasikan bahwa perangkat yang mencurigakan ini mungkin dirancang untuk menipu selama uji emisi. Analisis mereka menunjukkan bahwa ketika AC dimatikan, dan dalam kondisi lainnya, BMW X3 menghasilkan emisi yang lebih bersahabat dengan lingkungan daripada saat dikendarai di jalan raya.
Ini mengarah pada dugaan bahwa BMW menggunakan perangkat cerdas untuk mengenali situasi uji emisi dan memodifikasi output kendaraan.
Dalam konteks ini, taktik serupa telah digunakan oleh produsen mobil lain, seperti Audi. Audi diketahui menggunakan perangkat lunak yang secara otomatis meningkatkan emisi saat mesin menyala dan kendaraan berada dalam kondisi diam.
Meskipun BMW membantah penggunaan perangkat serupa, regulator transportasi federal Jerman, Kraftfahrt-Bundesamt (KBA), telah memulai penyelidikan.
Pada awalnya, BMW membantah adanya perangkat yang dapat mengalahkan uji emisi pada kendaraan diesel mereka. Namun, laporan internal dari Bild mengungkap upaya BMW untuk menyebut tuduhan DUH sebagai ‘cacat produksi’. Jika upaya ini berhasil, dampaknya mungkin hanya berupa penarikan kembali kendaraan terkena dampak. Namun, jika KBA menemukan bukti penipuan, BMW berpotensi menghadapi konsekuensi hukuman perdata dan pidana.
Hingga saat ini, BMW belum memberikan komentar resmi terkait penyelidikan yang dilakukan oleh KBA. Pernyataan mereka kepada pihak ketiga menyiratkan kebijakan “tidak berkomentar” selama penyelidikan berlangsung. Dokumen internal yang dikutip oleh Bild menunjukkan adanya usaha keras dari BMW untuk menegaskan bahwa temuan DUH hanyalah ‘cacat produksi’, mendorong pertanyaan serius tentang transparansi dan tanggung jawab produsen.
Jika usaha BMW untuk menepis tuduhan berhasil, konsekuensinya mungkin terbatas pada penarikan kendaraan yang terkena dampak. Namun, jika KBA menemukan adanya penipuan, BMW akan menghadapi risiko hukuman serius, termasuk sanksi perdata dan pidana. Selain itu, reputasi merek dapat tergerus, memicu tantangan dalam mempertahankan kepercayaan konsumen.
(Saepul/Usk)