JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Isu mengenai dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih belum usai di muka publik.
Hasil survei terbaru dari LSI Denny JA menjaring, responden untuk menyikapi isu tersebut. Hasilnya, mayoritas masyarakat meragukan kebenaran isu tersebut.
“Sebesar 74,6% publik menyatakan tidak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi. Dan hanya sebesar 12,2% yang menyatakan percaya dengan isu ijazah palsu tersebut,” ujar Direktur Sigi-LSI Denny JA, Ardian Sopa, saat merilis hasil survei pada Rabu (30/7/2025).
Ardian menuturkan, mayoritas pemilih dari partai-partai pendukung pemerintah seperti Gerindra, Golkar, dan PKB cenderung tidak mempercayai osu tersebut. Angkanya masing-masing mencapai 80,5%; 80,6%; dan 80,8%.
Sementara itu, meskipun berada di luar pemerintahan, sebanyak 80% pendukung PDIP tidak a menyatakan yakin dengan isu yang menyeret nama Jokowi tersebut.
BACA JUGA:
Demokrat Dituding Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi, Kaesang Ungkap Hubungan Keluarga SBY
Lemkapi Desak Polda Metro Jaya Selesaikan Cepat Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi
“Di pemilih capres, ada sebesar 79,4% pemilih Prabowo Subianto yang menyatakan tak percaya isu ijazah palsu Jokowi, di pemilih Ganjar ada sebesar 67,9% yang tak percaya, dan di pemilih Anies meski masih mayoritas yang tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi, namun angkanya lebih kecil yaitu sebesar 51,7%,” tambah Ardian.
Kendati begitu, sebanyak 12,2% responden, yang mempercayai isu tersebut, terdapat 22,6% yang mengaku bahwa kabar ini mempengaruhi tingkat kepercayaan mereka terhadap Jokowi.
Menurutnya, hal ini menandakan bahwa dampak dari isu tersebut tidak hanya bersifat faktual, tetapi juga menyentuh aspek simbolik dan psikologis.
Kelompok masyarakat yang paling terpengaruh berasal dari kalangan berpendidikan, kelas menengah, serta warga perkotaan yang aktif menyerap informasi dan memiliki kecenderungan berpikir kritis.
Analisis demografis menunjukkan bahwa laki-laki lebih rentan terpengaruh dibanding perempuan, dan warga kota lebih terdampak dibanding masyarakat desa. Generasi muda seperti Gen Z dan milenial juga mencatat tingkat pengaruh yang relatif tinggi.
LSI Denny JA mengungkap tiga alasan utama yang membuat sebagian besar publik tidak percaya pada isu ijazah palsu Jokowi.
Pertama, karena rekam jejak Jokowi yang panjang dan telah melewati banyak proses seleksi dalam pencalonan kepala daerah hingga presiden.
Kedua, adanya pernyataan resmi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pihak Kepolisian yang menyatakan keaslian ijazah tersebut. Ketiga, masyarakat memahami bahwa isu ini sarat dengan kepentingan politik, terutama pasca kemenangan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
“Dengan ketiga alasan tersebut, publik cenderung memandang isu ini sebagai bagian dari manuver politik ketimbang sebagai ancaman terhadap legitimasi Jokowi. Sebanyak 64,2% responden bahkan percaya bahwa isu ijazah palsu hanyalah strategi politik pihak tertentu untuk mendelegitimasi sosok Jokowi,” katanya.
Sebagai informasi, survei ini dilaksanakan pada 28 Mei hingga 12 Juni 2025, mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang dan margin of error sekitar 2,9%.
Data ini juga diperkuat oleh riset kualitatif seperti diskusi kelompok terarah (FGD), wawancara mendalam, serta analisis terhadap pemberitaan media.
(Saepul)