JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Perseteruan antara mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Yai Mim, dengan tetangga perempuannya, Sahara, menjadi konsumsi jagat maya, menyusul menjadi viral di media sosial, terutama TikTok.
Polemik tak kunjung surut, bahkan terus berkembang dengan berbagai kejutan yang membuatnya semakin pelik. Namun, hal menarik ada dibalik sosoknya Yai Mim.
Profil Mantan Dosen UIN Malang Yai Mim
Menghimpun data dari berbagai sumber, Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim, lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 11 Maret 1966. Ia merupakan putra dari H. Achmad Mochammad Mardi Hasan Karyantono dan Hj. Siti Katmiyati.
Pada riwayat akademis, dimulai dari MI Al Qodiriyah, lalu melanjutkan ke MTs Ma’arif Bakung. Semasa remaja, ia mengemban ilmu agama di Pesantren Terpadu Al Kamal, Kunir, Wonodadi, di bawah asuhan KH. A. Thohir Wijaya. Di sana, ia mempelajari berbagai disiplin keislaman seperti fiqih, tafsir, tasawuf, hingga bahasa Arab.
Kemudian melanjutkan pendidikan pada dunia perkuliahan di IAIN Sunan Ampel Surabaya, jurusan Bahasa Arab, dan lulus pada 1991. Ia kemudian memulai karier akademiknya sebagai dosen tidak tetap di IAIN Malang. Pada tahun 1998, ia resmi diangkat menjadi dosen tetap di Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pendidikan pascasarjananya ia tempuh di Universitas Muhammadiyah Malang dan lulus tahun 2000. Gelar doktor berhasil ia raih pada tahun 2012 dari UIN Sunan Ampel dan UIN Malang.
Di luar dunia akademik, Yai Mim aktif membina dua pondok pesantren yang ia dirikan, yakni:
-
Pondok Pesantren Al Adzkiya’ Nurus Shafa (Anshofa) — didirikan tahun 2007.
-
Pondok Pesantren Bayt Al Qur’an Nurus Shafa (BaiQu NUsa) — didirikan tahun 2021.
BACA JUGA:
Warga Kompak Usir Eks Dosen UIN Malang: Ini Sanksi Sosial!
Viral! Dosen UIN Malang Ribut dengan Warga, Bawa-bawa Mahasiswa
Kronologi Perseteruan dengan Sahara
Awal dari kisruh ini terjadi pada pertengahan September 2025, ketika akun TikTok @sahara_vibesssss mengunggah video yang menuduh Yai Mim menutup akses jalan umum dengan tali dan tanaman. Unggahan tersebut cepat menyebar dan memicu perdebatan di ruang digital.
Narasi yang beredar menyebut Yai Mim “pura-pura stroke” ketika aparat mencoba meminta klarifikasi. Dalam salah satu video yang viral, terlihat Yai Mim terbaring dan menggulingkan tubuhnya di lantai, yang membuat sebagian warganet menuduhnya melakukan sandiwara.
Namun, belakangan muncul pembelaan terhadap Yai Mim. Beberapa warganet mengungkapkan bahwa jalan yang dipersoalkan memang berdiri di atas lahan wakaf milik Yai Mim. Mereka menilai, tuduhan terhadapnya perlu ditinjau ulang.
Pemicu utama konflik ini adalah kebiasaan Sahara, yang disebut-sebut sebagai pemilik usaha rental mobil — memarkir kendaraan di jalan tersebut secara sembarangan. Tindakan tersebut membuat Yai Mim merasa haknya sebagai pihak yang mewakafkan tanah tidak dihargai.
Ketegangan memuncak pada 22 September 2025, ketika sekelompok warga menyerahkan surat pengusiran kepada Yai Mim dan istrinya. Tak lama setelah itu, Yai Mim mengundurkan diri dari jabatannya sebagai dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ia pun memilih meninggalkan rumah pribadinya yang berada di kawasan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, dan kini tinggal di sebuah kos-kosan bersama istrinya.
Konflik ini tidak hanya menyita perhatian lokal, tetapi juga menjadi sorotan publik secara nasional. Belum jelas bagaimana penyelesaian akhir dari polemik ini, namun mediasi antara kedua belah pihak masih diupayakan oleh aparat setempat.
(Saepul)