BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Skrining kanker payudara dapat membantu mendeteksi kanker payudara sejak dini sehingga lebih mudah diobati. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa melakukan skrining tahunan dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara.
Melansir laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa skrining kanker payudara memang tidak dapat mencegah kanker payudara, namun skrining dapat membantu mendeteksi kanker payudara sejak dini.
Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter tentang tes skrining kanker payudara yang tepat dan kapan harus melakukannya.
Apa itu Skrining Kanker Payudara?
Skrining kanker payudara adalah memeriksa payudara perempuan untuk mendeteksi kanker sebelum terdapat tanda atau gejala penyakit. Penyedia layanan kesehatan dapat memberi tahu tentang pilihan skrining terbaik untukmu
Satuan Tugas Layanan Pencegahan Amerika Serikat (USPSTF) pada Mei 2023 merekomendasikan agar perempuan berusia antara 40 dan 74 tahun menjalani skrining setiap dua tahun. Namun, temuan terbaru menunjukkan skrining tahunan dapat menurunkan risiko kematian.
Pada sebuah studi yang dipimpin Epic Research, sebuah firma analitik kesehatan yang berbasis di Verona, Wisconsin, ditemukan bahwa perempuan yang menjalani skrining kanker payudara setiap tahun terbukti memiliki risiko kematian 17 persen lebih rendah karena penyebab apa pun, dibandingkan dengan perempuan yang menjalani skrining setiap dua tahun.
Untuk menentukan frekuensi skrining yang tepat, perempuan harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mempertimbangkan bahaya dan manfaat serta faktor risiko pribadi mereka.
Jenis Tes Skrining Kanker Payudara
Ada beberapa tes untuk skrining kanker payudara, antara lain:
1. Mammogram
Mammogram adalah rontgen payudara. Pada kebanyakan perempuan, mammogram adalah cara terbaik untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, ketika kanker lebih mudah diobati.
Cara ini dapat mendeteksi kanker sebelum cukup besar untuk dirasakan atau menimbulkan gejala. Melakukan mammogram secara teratur dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara.
2. Pencitraan resonansi magnetik (MRI) payudara
MRI payudara menggunakan magnet dan gelombang radio untuk mengambil gambar payudara. Ini digunakan bersama mammogram untuk menyaring perempuan yang berisiko tinggi terkena kanker payudara.
Karena MRI payudara mungkin tampak abnormal meskipun tidak ada kanker, MRI payudara tidak digunakan untuk perempuan dengan risiko rata-rata.
Baca Juga:
Bukan Ramuan, Makanan Ini Dibenci Kanker Payudara Tapi Dicintai Tubuh!
Dialami Mpok Alpa Sebelum Meninggal, Ini Gejala Kanker Payudara
3. Pemeriksaan lainnya
- Pemeriksaan payudara klinis: Pemeriksaan payudara klinis adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter atau perawat, dengan menggunakan tangannya untuk meraba benjolan atau perubahan lainnya.
- Kesadaran diri terhadap payudara: Mengenali bagaimana payudara terlihat dan terasa dapat membantu menyadari gejala-gejala seperti benjolan, nyeri, atau perubahan ukuran yang mungkin mengkhawatirkan. Ini dapat mencakup perubahan yang ditemukan selama pemeriksaan payudara sendiri. Kamu harus melaporkan setiap perubahan yang diperhatikan kepada dokter atau penyedia layanan kesehatan.
Melakukan pemeriksaan payudara klinis atau pemeriksaan payudara sendiri belum terbukti dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara.
(Anisa Kholifatul Jannah)