BANDUNG BARAT, TEROPONGMEDIA.ID — Pihak SMK Dharma Pertiwi, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), ungkap kronologis seorang siswanya yang meninggal dunia saat tampil dalam sebuah pertunjukan teater sekolah, Kamis (20/2/2024).
Muhammad Ropiq Dafirly (17), siswa kelas 3 SMK Dharma Pertiwi meregang nyawa setelah tertusuk senjata tajam saat memperagakan adegan bunuh diri dalam pertunjukan teater.
Saat ini jenazah yang bersangkutan sudah disemayamkan oleh pihak keluarga di TPU Kampung Pasirmuncang, Desa Campakamekar, Kecamatan Ngamprah, KBB.
Humas SMK Dharma Pertiwi, Ridwan mengatakan Muhammad Ropiq langsung tak sadarkan diri setelah tertusuk gunting yang merupakan properti dalam teater tersebut.
Setelah pingsan, pihak sekolah langsung membawa Ropiq ke Puskesmas Tagog Apu. Namun saat itu belum diketahui apakah almarhum mengalami luka tusukan.
“Terkait kejadiannya masih dalam tahap proses penyelidikan, kita tidak mau mendahului proses penyelidikan. Kita masih menunggu update dari pihak kepolisian. Untuk korban sendiri ketika terdapat kejadian seperti itu, kita langsung membawanya ke puskesmas, karena memang puskesmas yang terdekat dari sini,” katanya saat ditemui, Jumat (21/2/2025).
Dijelaskan Ridwan, peristiwa ini bermula saat sekolah tengah menggelar ujian praktik (uprak) mata pelajaran Bahasa Indonesia, khusus untuk siswa kelas 3. Semua siswa diwajibkan untuk membuat sebuah teater, yang terbagi menjadi beberapa kelompok. Dimana semua kelompok menyiapkan semuanya sendiri, mulai dari cerita, naskah, aktor hingga properti yang digunakan.
“Pentas yang ditampilkan di sekolah oleh anak ini merupakan pentas yang berjudul Kenakalan Remaja. Di adegan dalam cerita yang mereka buat ada adegan skenario bunuh diri. Mungkin karena saking mendalami peran, sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujar Ridwan.
Dalam adegannya, Ropiq berperan sebagai perempuan hamil yang putus asa kemudian memutuskan bunuh diri dengan cara menusuk perutnya menggunakan gunting. Perutnya yang seolah sedang hamil, menggunakan balon berisi cairan berwarna merah, agar ketika ditusuk ada efek darah seperti realita. Namun setelah adegan itu ia pingsan kemudian meninggal dunia.
Ridwan mengklaim properti yang digunakan oleh kelompok Ropiq dalam pertunjukannya dimana ada sebuah senjata tajam berupa gunting tak diketahui oleh guru. “Untuk properti itu semua siswa yang menyediakan, kalau untuk properti yang lain itu sepengetahuan kami, tapi kami tidak mengetahui adanya gunting itu,” katanya.
Ia menegaskan sekolah telah melarang siswanya membawa senjata tajam sebelum kegiatan tersebut diselenggarakan. Bahkan setiap harinya pihak sekolah menggelar razia.
“Kemarin itu di luar kontrol kami, mereka tidak menginformasikan penggunaan sajam tadi,” jelas Ridwan.
“Bentuk asli properti yang digunakan adalah gunting asli, dan itu semua adalah kecelakaan tunggal bukan seperti yang simpang siur selama ini seperti perkelahian dan penusukan,” tambah Ridwan.
Ia menyebutkan pertunjukan teater ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya yang dinantikan para siswa kelas tiga. Kegiatan ini termasuk dalam ujian akhir sekolah (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia.
BACA JUGA:
Siswa SMK Tewas saat Pentas Seni Sekolah di KBB, Ada Tusukan di Perut!
Pasca Tewasnya Siswa SMK saat Pertunjukan Teater, IA ISBI KBB Siap Berikan Pendampingan
“Untuk pentas ini disaksikan oleh semua siswa, karena setiap angkatan harus mengetahui dan dilaksanakan di tengah lapang,” katanya.
Ridwan menuturkan Ropiq merupakan siswa yang baik dan ramah. Dalam kesehariannya ia selalu terlihat ceria.
“Almarhum adalah siswa yg baik dan ramah, dan memang saat kejadian itu terlihat sangat ceria sekali. Saya meluruskan tidak ada kesurupan massal, tetapi reaksi anak anak yang histeris karena mendengar berita duka,” tandas Ridwan.
(Tri/Usk)