BANDUNG,TM.ID: Gang Dolly merupakan nama sebuah gang yang berada di Kota Surabaya, tepatnya berada Kupang Gunung Timur, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur.
Bukan rahasia lagi, gang Dolly terkenal lantaran jadi tempat lokalisasi pekerja seks komersial sejak zaman Belanda. Awalnya, tempat ini dikelola oleh wanita keturunan Belanda yang bernama Tante Dolly Van Der Mart.
Tapi lokalisasi tersebut sempat mendapat penolakan dari berbagai pihak. Pada akhirnya tempat tersebut resmi tutup tanggal 19 Juli 2014 lalu. Meski gang ini resmi tutup, daerah tersebut ternyata masih memiliki fakta yang mengejutkan dan tidak banyak orang yang tahu.
Gang tempat lokalisasi pekerja seks tersebut masih memiliki cerita yang kelam khususnya di dunia prostitusi negara Indonesia. Berikut merupakan berbagai fakta tentang Gang Dolly yang bisa kamu ketahui.
Asal-Usul Gang Dolly
Lokalisasi satu ini memiliki panjang sekitar 200 meter. Menyimpan puluhan mucikari dan ribuan pelacur. Tempat lokalisasi satu ini tidak pernah ada yang tahu pasti tahun berapa berdirinya. Tapi ada yang mengatakan jika gang ini sudah berdiri sejak tahun 1960.
Lokalisasi tersebut sudah ada dari zaman Belanda dan sudah terkenal. Sampai saat ini lokalisasi tersebut banyak orang kenal dengan sebutan Gang Dolly.
Terbesar Se Asia Tenggara
Kondisi tempat tersebut tidak sebagus seperti yang ada di luar negeri. Tapi lokalisasi tersebut merupakan lokalisasi terbesar yang ada di Asia Tenggara. Tempat lokalisasi ini juga termasuk yang paling besar di Indonesia. Bahkan tempat lokalisasi tersebut mengalahkan Patpong yang ada di Thailand, Bangkok, dan Geylang yang ada di Singapura.
Ada 3.000 Pekerja Seks Komersial
Di Gang Dolly ini terdapat kurang lebih 3.000 PSK. Dengan jumlah yang sangat besar ini tentu lokalisasi tersebut menyediakan banyak variasi PSK yang tersedia. Hampir juga terdapat ratusan pelanggan yang pulang pergi ke daerah tersebut setiap harinya.
Tarif Harga
Harga PSK di gang Dolly yang paling murah yaitu 80.000 sampai yang paling mahal yaitu 300.000.
Tarif standar yang berlaku di lokalisasi ini paling murah 80.000 untuk usia PSK 27 sampai 30 tahun. Sedangkan tarif yang mahal tentu yang masih usia belasan tahun. Hal ini karena banyaknya persaingan yang sangat ketat dan tarif harganya saling banting karena adanya diskon tambahan.
Komplek lokalisasi tersebut dulu menjadi sumber pendapatan tidak hanya PSK saja tapi ada tukang becak, mucikari, pedagang kaki lima, dan masih banyak lagi. Saat itu penghasilan tempat lokalisasi ini bisa mencapai ratusan juta per bulannya.
Tutupnya Gang Dolly
Kawasan yang sangat legendaris ini resmi tutup tanggal 19 Juli 2014. Sebelumnya banyak wacana dari pemerintah untuk menutup seluruh wilayah tersebut. Tapi baru terealisasi tahun 2014 oleh Walikota Surabaya yaitu Tri Rismaharini. Karena tempat tersebut sudah memakan banyak korban yang terkena HIV atau AIDS.
Jadi itulah informasi yang bisa kamu ketahui tentang tempat lokalisasi yang ada di Surabaya.
BACA JUGA: Saritem Bandung, Lokalisasi Masa Kolonial Belanda
(Kaje)