BANDUNG,TM.ID: Perayaan Imlek atau yang terkenal sebagai tahun baru Yinli dalam kalender China, adalah perayaan penting bagi etnis Tionghoa dan umat agama Konghucu. Istilah “Imlek” berasal dari bahasa Tionghoa dialek Hokkien, yang terdiri dari dua suku kata: “im” yang berarti ‘bulan’ dan “lek” yang artinya ‘penanggalan’.
Jadi secara harfiah, Imlek berarti ‘penanggalan bulan’ atau ‘kalender bulan’. Dalam bahasa Mandarin, Imlek lebih dikenal sebagai yinli yang memiliki arti yang sama, yaitu ‘penanggalan bulan’.
Imlek adalah sistem penanggalan berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi Bumi selama 12 bulan, dengan nama-nama bulan yang berbeda. Selain Imlek, terdapat juga istilah “Sin Cia”, yang secara harfiah berarti ‘bulan pertama’ pada kalender China yang baru.
Legenda Nian
Salah satu legenda populer yang melatarbelakangi perayaan Imlek adalah kisah tentang makhluk legendaris bernama Nian. Konon, Nian adalah makhluk yang memakan ternak, tanaman, dan bahkan manusia pada malam tahun baru. Untuk mencegah kedatangan Nian, orang-orang meletakkan makanan di depan pintu rumah mereka.
Legenda juga menyebutkan bahwa Nian takut dengan suara keras (petasan) dan warna merah. Sehingga orang-orang meletakkan lentera merah serta gulungan merah di jendela dan pintu untuk mengusir Nian.
Sejarah Umum
Tahun Baru Imlek sudah ada sejak sekitar 3.500 tahun lalu, meskipun tanggal pastinya tidak diketahui. Beberapa orang percaya bahwa perayaan ini mulai sejak zaman Dinasti Shang (1600-1046 SM). Orang-orang pada era itu mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati para dewa dan leluhur pada awal atau akhir setiap tahun.
BACA JUGA: Apa Arti Ucapan ‘Kiong Hi’ Saat Imlek? Simak Penjelasannya
Sejarah di Indonesia
Perayaan Imlek di Indonesia sudah ada bahkan sejak zaman kepresidenan Soekarno. Pada tahun 1946, Presiden Soekarno mengeluarkan ketetapan perihal hari raya umat beragama yang juga mencakup Tahun Baru Imlek.
Namun, pada masa pemerintahan Soeharto, terdapat pembatasan perayaan keagamaan maupun kebudayaan bagi orang Tionghoa. Situasinya berubah saat Presiden Abdurrahman Wahid mencabut instruksi tersebut pada tahun 2000.
Shio Tahun 2024
Dalam kebudayaan Tionghoa, terdapat 12 zodiak atau shio yang mewakili siklus 12 tahun. Tahun baru Imlek 2024 direpresentasikan oleh shio Naga Kayu. Naga merupakan simbol kehormatan, ketangguhan, dan keberuntungan dalam kebudayaan Tionghoa. Selain itu, naga juga merupakan makhluk yang membawa keberuntungan dan keunggulan.
Makna Perayaan
Imlek bukan sekadar perayaan tahun baru, tetapi juga merupakan ungkapan harapan dan syukur bagi masyarakat Tionghoa. Mereka berharap agar tahun yang baru membawa keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Selain itu, Imlek juga merupakan wujud syukur kepada Tian atau Tuhan Yang Maha Esa, dengan diadakannya serangkaian upacara sembahyang.
(Kaje/Usk)