JAKARTA,TM.ID: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) secara komersial akan di kembangkan Pemerintah Indonesia pada 2032. Kapasitas PLTN tersebut ditargetkan mencapai 9 gigawatt (GW) pada 2060.
Rencana operasi PLTN pada 2023 tersebut muncul dalam revisi Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang sudah dirampungkan Dewan Energi Nasional (DEN).
Sebelumnya dalam peta jalan net zero emission, PLTN ditargetkan beroperasi pada 2039.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan posisi nuklir dalam KEN sudah berubah.
“Dalam revisi KEN yang baru juga sudah diperbaiki, nuklir sebagai pilihan terakhir sudah dihapuskan,” kata Yudo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu (15/11/2023).
BACA JUGA : Diresmikan Presiden Jokowi, PLTS Terapung Cirata Langsung Kebut Penuhi Pasokan Listrik Warga
Sejumlah investor pun mulai antre untuk mengembangkan PLTN di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah mulai memetakan potensi bahan galian nuklir di dalam negeri.
Menurut catatan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada 2019, RI memiliki total sumber daya uranium 81.090 ton dan thorium 140.411 ton. Bahan baku nuklir tersebut tersebar di tiga wilayah, yakni Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sumatra memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium, Kalimantan 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium, dan Sulawesi 3.793 ton uranium dan 6.562 ton thorium. Adapun satu pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 1.000 MW membutuhkan 21 ton uranium yang dapat memproduksi listrik selama 1,5 tahun.
Berikut perusahaan yang sudah berminat bangun PLTN di Indonesia seperti teropong media lansir dari katadata:
1. Thorcon
PT ThorCon Power Indonesia dikabarkan telah menyiapkan dana investasi Rp 17 triliun untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berbasis thorium di Pulau Gelasa, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Namun, mereka ingin mendapatkan kepastian hukum terlebih dahulu sebelum merealisasikan investasinya.
2. Korea Hydro and Nuclear Power
Korea Hydro and Nuclear Power Co LTD (KHNP) telah menjajaki potensi kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan melalui pembangunan PLTN. Perusahaan asal Korea Selatan itu sudah didirikan sejak tahun 2016 sebagai badan usaha milik negara di negara tersebut.
3. PLN Indonesia Power Subholding PT PLN (Persero)
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) juga berencana akan melakukan studi pengembangan nuclear small modular reactor atau reaktor modular kecil di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat pada 2030. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mempercepat transisi energi di Indonesia.
(Usamah)