JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah konsorsium sekutu NATO telah mengonfirmasi tahap pertama sejumlah perusahaan teknologi yang akan menerima pendanaan sebesar US$ 1,1 miliar atau setara Rp18 triliun.
Aliansi geng Barat tersebut meluncurkan inisiatif pendanaan pada pertengahan 2022 atau beberapa bulan pasca invasi Rusia ke Ukraina.
Gerakan ini merupakan upaya blok Barat untuk meningkatkan pertahanannya di tengah huru-hara yang terjadi di berbagai belahan dunia. Pendanaan itu didukung 24 dari 32 negara yang tergabung sebagai anggota NATO.
Pada pekan lalu, NATO Innovation Fund (NIF) mengatakan sudah ada 4 perusahaan teknologi yang akan digelontorkan dana. Diharapkan, 4 perusahaan tersebut mampu menjawab tantangan di sektor pertahanan dan keamanan negara-negara Barat.
Salah satu perusahaan yang menerima pendanaan adalah Fractile, yakni produsen chip asal London untuk mengembangkan model bahasa besar (LLM) berbasis AI seperti ChatGPT.
Selain itu, ada juga ARX Robotics asal Jerman yang merancang robot tanpa awak untuk mengerjakan beberapa tugas berat hingga upaya pengintaian terhadap musuh.
BACA JUGA: Kim Jong Un Sambut Kedatangan Putin di Pyongyang
Dua startup lainnya adalah manufaktur asal Inggris. Masing-masing iCOMAT yang membuat material lebih ringan untuk kendaraan, serta Space Forge yang membangun semikonduktor di orbit.
“Kemampuan mengakses teknologi strategis adalah kunci untuk melindungi keamanan masa depan bagi negara-negara sekutu,” kata managing partner pendanaan Andrea Traversone, dikutip dari Reuters, Rabu (19/6/2024).
Pendanaan ini juga bekerja sama dengan beberapa modal ventura. Antara lain Alpine Space Ventures, OTB Ventures, Join Capital, dan Vsquared Ventures, untuk mendukung investasi lebih jauh ke teknologi yang lebih mendalam di negara-negara Barat.
(Dist)