BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) tertekan pada perdagangan Selasa (9/9/2025) pagi. Hal ini terjadi seiring kekhawatiran pasar atas reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto, terutama pergantian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Melansir dari data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah di pasar spot anjlok 1,11% atau 181 poin ke level Rp 16.490 per dolar AS. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan perdagangan sehari sebelumnya, ketika rupiah sempat menguat ke Rp16.310 per dolar AS.
Melemahnya rupiah ini terjadi sehari setelah Presiden Prabowo Subianto melakukan Reshuffle di jajaran kementerian, termasuk mengganti posisi Menteri Keuangan. Presiden secara resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan baru, menggantikan Sri Mulyani Indrawati pada Senin (8/9/2025) sore.
Analis Ekonomi Unversitas Pasundan, Acuviarta Kartabi menyampaikan bahwa pergantian ini telah membuat gejolak di pasar keuangan yang berdampak pada tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ia menilai hal ini merupakan situasi yang lumrah, dan merupakan volatilitas jangka pendek.
“Gejolak di pasar saya rasa lumrah karena pasar sangat sensitif dengan adanya spekulasi, namun hal ini dilihat sebagai volatilitas jangka pendek,” ucap Acuviarta, saat dihubungi oleh TeropongMedia, Selasa (9/9/2025).
Baca Juga:
Ia menilai pelemahan rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor psikologis dan spekulasi pasar ketimbang fundamental ekonomi. Pergantian Sri Mulyani yang selama ini dianggap sebagai figur kredibel di mata pasar global tentunya menimbulkan ketidakpastian pasar.
Sentimen ini juga menyebabkan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada penutupan Senin (8/9/2025). Acuviarta menilai melemahnya IHSG merupakan hal yang wajar sebagai sikap pasar terhadap Reshuffle yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto.
“Tentunya anjloknya IHSG berkaitan dengan digantinya Sri Mulyani, dan pasar saat ini merespon dengan wait and see,” jelas Acuviarta.
Ia menambahkan, meski digantinya Sri Mulyani memberikan memberikan dampak terhadap pasar dan nilai tukar rupiah, pelemahan ini tidak akan terjadi dalam jangka panjang.
Ia juga mengungkapkan optimisme menguatnya kondisi pasar dibawah kepemimpinan Menteri Keuangan Baru Purbaya Yudha Sadewa.
“Saya rasa kondisi dapat segera pulih, terlebih melihat track record Menteri keuangan baru yang sudah lama berkecimpung di pasar saham,” ujar Acuviarta.
(Raidi/Budis)