BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Warga Kampung Adat Kuta di Desa Karangpaninggal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kembali menggelar ritual tahunan Nyuguh. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah serta kehidupan yang aman dan tenteram.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis, Dian Budiana, menjelaskan bahwa ritual Nyuguh menjadi momen penting bagi masyarakat adat untuk mengungkapkan rasa syukur sekaligus menjaga kearifan lokal.
“Kegiatan Nyuguh ini merupakan ungkapan rasa syukur warga Kampung Adat Kuta,” kata Dian Budiana mengutip dari fokusjabar pada Senin (25/8/2025).
Baca Juga:
Miris Kasus Penjualan Anak, Agung Yansusan Ingatkan Pentingnya Peran Aparat Desa hingga RT
Pementasan Seni Warnai Ritual Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis
Dalam pelaksanaannya, masyarakat menggantung ketupat di lokasi ritual sebagai simbol keselamatan sekaligus penolak bala.
“Di lokasi Nyuguh, digantung ketupat untuk menolak bala dan sebagai simbol keselamatan,” ungkap Dian.
Selain doa bersama, ritual Nyuguh juga diisi dengan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti gondang buhun, gembyung, dan ronggeng tayub. Puncak acara berlangsung di tepi Sungai Cijolang, di mana masyarakat berkumpul untuk berdoa bersama.
“Setelah doa selesai dibacakan, masyarakat bersama-sama membuka makanan yang dibawa dari rumah masing-masing untuk dimakan,” jelas Dian.
Bagi warga Kampung Kuta, ritual ini memiliki makna yang mendalam. Selain bentuk syukur, Nyuguh juga menjadi sarana mempererat persaudaraan dan melestarikan warisan budaya leluhur.
Camat Tambaksari, Osef Hernandi, menegaskan pentingnya menjaga tradisi Nyuguh di tengah gempuran budaya asing.
“Kegiatan ini harus tetap dilestarikan agar generasi muda kita tidak terpengaruh budaya luar yang bisa merusak budaya kita,” ujarnya.
(Hafidah Rismayanti/Dist)