BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat berakhir ricuh pada Senin (1/9/2025) sore.
Massa yang bertahan hingga lewat pukul 18.00 WIB dibubarkan secara paksa oleh aparat menggunakan gas air mata. Awalnya, aparat mengimbau massa untuk segera meninggalkan lokasi melalui pengeras suara.
“Adik-adik silakan pulang, sudah pukul 6 sore sesuai Undang-Undang,” terdengar seruan aparat dari arah gedung DPRD.
Namun massa tetap bertahan, bahkan api dari baner dan spanduk yang dibakar masih menyala. Massa dalam aksi demo itu terlihat melemparkan benda ke arah halaman gedung DPRD Jabar.
Sekitar pukul 18.25 WIB, situasi berubah tegang. Massa tiba-tiba berlarian ke arah Gedung Sate dan Jalan Cilamaya setelah aparat menembakkan gas air mata dan melakukan pembubaran. Aparat berpakaian preman hingga petugas bermotor ikut menyisir lokasi.
Tak lama berselang, area depan Gedung DPRD Jabar benar-benar kosong. Hingga pukul 18.34 WIB, situasi terkendali. Satu remaja pria dilaporkan ditangkap di kawasan Jalan Cilamaya.
Putra, mahasiswa UPI yang turut dalam aksi, mengatakan unjuk rasa ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kinerja pemerintah dan DPR yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
“Apa yang diperjuangkan hari ini harus relevan dengan kebutuhan rakyat. Kalau tidak, wajar kalau mahasiswa turun menyuarakan,” katanya.
BACA JUGA
Gedung DPRD Dibakar Pendemo, Bupati Cirebon Pusing Cari Anggaran Perbaikan
Gelombang Demo Anarkis, Akankah Berlaku Darurat Militer? Ini Respon Wakil Panglima TNI
Putra menilai demokrasi Indonesia masih sehat karena masyarakat masih bisa menyampaikan keresahan. Namun dirinya menyayangkan praktik penegakan hukum yang tumpang tindih.
“Kebijakan yang tidak berjalan baik memunculkan amarah rakyat. Peran Cipayung Plus dan mahasiswa di sini adalah menstabilkan demonstrasi agar tetap menjadi gerakan yang sehat,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Aak)