Rekomendasi Obat Antibiotik Khusus Penyakit Sifilis

Penulis: Anisa

penyakit sifilis
(iStock)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sifilis atau yang sering disebut sebagai raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri T. pallidum.

Gejalanya sering dimulai dengan munculnya luka di area alat kelamin, dubur, atau mulut, yang biasanya tidak menyebabkan rasa sakit atau nyeri.

Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, penyakit ini dapat menyerang dan merusak organ tubuh lainnya, seperti jantung atau organ dalam lainnya.

Pada wanita hamil, penyakit ini dapat ditularkan kepada bayi yang belum lahir dan menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melakukan pengobatan sifilis begitu gejalanya muncul. Hal ini dapat mencegah penyebaran penyakit dan mencegah kondisi menjadi lebih parah serta melindungi organ tubuh dari kerusakan lebih lanjut.

Pengobatan Penyakit Sifilis

Penyakit sifilis dapat diobati dengan menggunakan obat antibiotik. Meski demikian, pengobatan penyakit sifilis tidak dapat memperbaiki kerusakan organ yang disebabkan oleh infeksi bakteri sifilis.

Pengobatan akan lebih mudah dilakukan jika infeksi yang terjadi masih berada pada tahap awal dan belum menyebabkan kerusakan organ.

Untuk jangka waktunya, efektivitas pengobatan penyakit sifilis ditentukan berdasarkan tahapan penyakit serta tanda dan gejala yang dialami.

Berikut adalah bagaimana cara pengobatan penyakit sifilis menggunakan antibiotik yang direkomendasikan dokter.

1. Antibiotik Penisilin

Antibiotik penisilin digunakan sebagai obat sifilis jika diagnosis dokter menunjukkan bahwa sifilis terjadi selama kurang dari setahun. Dokter akan merekomendasikan pengobatan penyakit sifilis menggunakan penisilin dengan suntikan dosis tunggal.

Namun, jika penyakit sifilis sudah bertahan di tubuh lebih dari satu tahun. Dokter pasti akan memberikan dosis tambahan. Proses pemberian suntikan dilakukan dengan menyuntikan antibiotik jenis penisilin ke bokong.

Selain itu, obat antibiotik jenis penisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini pada ibu hamil. Sebab, antibiotik jenis ini dianggap aman jika diberikan pada ibu yang sedang hamil.

Sedangkan, jika menderita neurosifilis, kamu akan mendapatkan penisilin dengan dosis harian secara intravena.

Sayangnya, penggunaan antibiotik penisislin tidak dapat memperbaiki kerusakan yang diakibatkan penyakit sifilis. Penisilin akan bermanfaat untuk membunuh bakteri dan fokus untuk mengurangi rasa sakit dan efek tidak nyaman yang dirasakan.

Penggunaan penisilin hanya bisa berdasarkan resep dari dokter. Sebab, penisilin dianggap sebagai obat keras dan bisa berdampak buruk jika dikonsumsi melebihi dosis yang diberikan.

Antibiotik penisilin dapat memberikan efek samping ringan setelah mengkonsumsinya. Efek samping tersebut antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi.

Antibiotik jenis penisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit sifilis pada ibu hamil.

2. Doxycycline

Melansir Healthline, mereka yang alergi terhadap penisilin dan mengidap penyakit sifilis tahap awal dapat mengonsumsi obat antibiotik jenis lain, seperti doxycycline.

Penggunaan antibiotik doxycycline dapat kamu konsumsi sebanyak 100 mg secara oral dua kali sehari selama 14 hari untuk sifilis tahap awal. Sedangkan, mereka yang berada di tahap sifilis laten harus mengonsumsi obat antibiotik jenis doxycycline selama 28 hari.

Baca Juga:

Kenali Gejala Penyakit Sifilis Berdasarkan Stadiumnya!

Penyakit Sifilis Hantui RI, Kemenkes: Gak Nakal Bisa Kena

3. Tetracycline

Untuk antibiotik jenis tetracycline, pada penderita sifilis tahap awal dapat mengonsumsi sebanyak 50 mg secara oral setiap 6 jam sekali atau empat kali sehari selama 2 minggu.

Sedangkan, sifilis yang sudah berada pada tahap laten dan seterusnya harus mengonsumsi antibiotik jenis ini hingga 30 hari atau 1 bulan penuh.

4. Ceftriaxone

Antibiotik ceftriaxone diberikan sebanyak 1 gram dan diberikan secara intravena, yaitu pemberian obat melalui injeksi atau infus ke otot atau pembuluh darah.

Pemberian antibiotik jenis ini diberikan sekali sehari dengan rentang waktu 10 sampai 14 hari.

(Anisa Kholifatul Jannah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
gerakan Tanah longsor
Bencana Alam di Purwakarta, Gerakan Tanah atau Longsor? Ini Perbedaannya
aktivis ita fatia
Kritik Fadli Zon Soal Pemerkosaan Massal 1998, Aktivis Ita Fatia Diteror
sumpah rektor UPI
Sumpah Rektor UPI Diselipi Bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR Walkout
WhatsApp Image 2025-06-17 at 15.00
Dosen dan Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Desain UNIBI Bantu Aktivasi Medsos Klinik Permata Jati Garut
354421_2ojh0x0p_obqxaokg_lx7rsux
DPRD Kota Bandung Dorong Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

3

DJP Jawa Barat Sita 133 Aset Penunggak Pajak Senilai Rp16,69 Miliar

4

Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V

5

Menunggu di Lorong Kota
Headline
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
rumah subsidi 18 meter persegi
Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia
Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Indonesia Kena 32 Persen
Kecewa Pada Apple, Donald Trump Luncurkan Smartphone T1
batu bara china di indonesia
Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.