BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Ketika Reinier de Ridder menandatangani kontrak dengan UFC, banyak yang masih meragukan kemampuannya di panggung tertinggi MMA dunia.
Meski menyandang status mantan juara ganda ONE Championship (middleweight dan light-heavyweight), dunia UFC memiliki kaliber berbeda lebih keras, lebih kejam, dan lebih kompetitif.
Namun, empat laga kemudian, “The Dutch Knight” menjawab semua keraguan. Terbaru, ia mengalahkan mantan juara UFC, Robert Whittaker, dalam pertarungan lima ronde yang sengit di UFC Abu Dhabi lewat keputusan split decision.
De Ridder sempat goyah setelah menerima pukulan keras di ronde ketiga, namun justru membalikkan keadaan lewat keunggulan khasnya: grappling dan kontrol jarak lewat clinch serta tekanan lutut dan uppercut.
Ini adalah pertarungan yang menunjukkan bahwa daya tahan mental dan teknik level tinggi adalah kekuatannya.
Dengan rekor profesional kini 21-2 dan 13 kemenangan lewat submission, De Ridder mulai dipandang serius sebagai penantang gelar potensial.
Baca Juga:
Craig Jones Lempar Teori Liar: UFC Benci Saya dan Dagestan!
Sebelumnya, ia juga mengalahkan Kevin Holland dan Bo Nickal dua nama yang dikenal karena kemampuan striking dan gulat, menjadikan catatan 4-0 di UFC sebagai bukti bahwa ia bukan sekadar pendatang baru dengan hype kosong.
Dalam wawancara pasca-pertandingan, De Ridder menyebut beberapa nama besar, Dricus du Plessis, Khamzat Chimaev, dan bahkan kemungkinan rematch melawan Israel Adesanya, yang dianggapnya sebagai ujian layak jika perebutan gelar belum tersedia dalam waktu dekat.
Kini, ia bukan lagi hanya representasi keberhasilan ONE Championship, tapi juga simbol transisi sukses petarung non-UFC ke puncak dunia MMA.
Dengan teknik Brazilian Jiu-Jitsu yang rapi, latar belakang judo, dan stamina yang solid untuk lima ronde, De Ridder bukan hanya ancaman. Ia adalah ancaman nyata bagi siapa pun di puncak divisi middleweight UFC.
(Budis)