BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di sejumlah daerah mulai bermasalah. Di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, program MBG dihentikan mendadak, sementara di Kabupaten Sikka, NTT, ratusan siswa tidak mendapatkan jatah makan bergizi gratis.
Program makan bergizi gratis di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dihentikan mendadak tanpa alasan yang jelas. Kini, para siswa terpaksa harus membawa bekal sendiri untuk makan siang di sekolah.
Pihak sekolah mengaku belum memberi informasi secara lengkap kepada para siswa dan wali murid, terkait alasan diberhetikannya program MBG di sekolah mereka.
Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Sumenep, ada 645 siswa yang mengaku kecewa karena program MBG dihentikan. Pihak sekolah mengimbau wali murid agar kembali membekali anak-anak mereka agar tetap bisa makan siang di sekolah.
“Dengan distopnya (MBG) itu, yang biasa sarapan pagi, yang biasa sarapan dari rumah atau yang membawa bekal ke sekolah harap untuk membawa bekal kembali, karena MBG sesuai dengan edaran itu distop dulu sementara.” kata Kepala MIN 1 Sumenep, Didik Santoso.
Sementara, pihak SPPG Gumenep, Mohammad Kholilur Rahman sebagai penanggung jawab program MBG belum merespons saat dimintai keterangan terkait hal ini.
Semetara itu, ratusan siswa kelas 1 SMAK Frateran Maumere, Kabupaten Sikka, NTT tidak mendapat jatah makan bergizi karena jumlah yang dibagikan tidak sesuai dengan jumlah siswa di sekolah itu.
BACA JUGA: Cegah Siswa Keracunan, BPOM Terjun Langsung Urus Makan Bergizi Gratis
Kepala Sekolah SMAK Frateran Maumere mengatakan, selain kekurangan jumlah makanan, waktu distribusi makanan ke sekolah juga mengalami keterlambatan, lewat dari batas jam makan siang siswa, sehingga ratusan siswa harus pulang tanpa menerima makan bergizi gratis.
Pihak sekolah berharap, kedepannya mungkin bisa dipercepat untuk distribusi makanan ke sekolah.
“Sangat terlambat, hampir jam 13.30 WITA baru terjadi, itu pun mengalami kekurangan,” ucap Kepala SMAK Frateran Maumere, FR. M. Oswald.
(Kaje/Budis)