BANDUNG,TM.ID: Konflik berkepanjangan antara kelompok Hamas dan Israel telah menciptakan gelombang ketegangan yang merambat ke seluruh dunia. Serangan yang intensif dari kedua belah pihak memunculkan reaksi keras dari masyarakat internasional. Dalam konteks ini, popularitas Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) semakin meningkat di beberapa negara.
Gerakan BDS bukan sekadar bentuk protes, tetapi sebuah upaya nyata untuk menggulirkan perubahan. BDS bertujuan untuk menekan ekonomi Israel, mendorong pemberian hak setara kepada Palestina, dan menanggapi pelanggaran hak asasi manusia. Berikut produk teknologi Israel yang diboikot
1. HP
HP merupakan produk teknologi israel yang diboikot dunia. Ini merupakan perusahaan teknologi ternama yang mendapat sorotan dari BDS Movement. Mereka terlibat sudah menyediakan teknologi untuk menjaga sistem apartheid dan pemukiman ilegal di atas tanah Palestina.
2. Siemens
Siemens merupakan perusahaan besar asal Jerman, diklaim terlibat dalam proyek ilegal Israel, EuroAsia Interconnector. Proyek ini menimbulkan kekhawatiran karena melibatkan pemukiman ilegal di tanah Palestina.
Selain berfokus pada aspek konflik, BDS juga memengaruhi hubungan ekonomi dan teknologi Indonesia dengan Israel. Beberapa startup teknologi Israel yang mendapat perhatian di Indonesia adalah:
1. Waze
Waze adalah sebuah layanan peta digital yang telah menjadi favorit pengguna global. Berdiri pada 2008, perusahaan ini dibeli oleh Google pada 2013 dengan harga mencapai US$1,1 miliar.
BACA JUGA: Aplikasi Cek Rest Area Saat Perjalanan Mudik
2. Tailor Brands
Startup ini berdiri pada 2014, menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk pemasaran. Tailor Brands telah meraih pendanaan signifikan dan menawarkan layanan pembuatan logo dan web yang dipersonalisasi.
3. Helios
Helios didirikan oleh Eli Cohen dan Ran Nozik, fokus pada pengujian layanan dan aplikasi secara menyeluruh. Startup ini telah berhasil mengumpulkan dana sebesar US$5 juta.
4. Firebolt
Startup Firebolt berdiri pada 2019, menawarkan solusi data cloud untuk analisis yang lebih efisien. Hingga kini mereka telah mendapatkan pendanaan sebesar US$26 juta.
5. Jolt
Jolt berdiri pada tahun 2015, telah meraih pendanaan sekitar US$23,3 juta. Beberapa lulusannya bekerja di perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Uber, Netflix, Shopify, Facebook, dan Youtube.
Jadi itu merupakan sebagian produk teknologi Israel. Semoga artikel ini bisa membantumu!
(Kaje/Usk)