BANDUNG,TM.ID: Revolusi 5G memang memiliki potensi besar dalam mengubah perjalanan komunikasi.
Layanan jaringan 5G menandai tonggak penting bagi penyelenggaraan 4G dan 5G secara simultan di Indonesia. Maka dari itu. Hadirnya 5G tak serta merta mengganti 4G yang sudah digunakan masyarakat saat ini.
Pasalnya pada tahap awal pengembangan ini, jaringan 4G juga dibutuhkan untuk menopang operasional 5G.
Sebagai teknologi baru, jaringan 5G tentunya akan semakin mendorong pertumbuhan sektor digital Indonesia. Yang pasti layanan 5G lebih cepat, kapasitas jaringan lebih besar, dan jaringan lebih handal dibandingkan jaringan 4G. Selain itu, teknologi 5G akan membuka potensi layanan tidak hanya untuk komunikasi manusia ke manusia, tetapi juga untuk integrasi jaringan manusia ke manusia serta jaringan komunikasi mesin ke mesin.
Berikut adalah beberapa perubahan dan konsekuensi penting dari adopsi teknologi 5G:
- Kecepatan dan Keterhubungan yang Lebih Tinggi
Teknologi 5G menawarkan kecepatan internet yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini akan memungkinkan transfer data dalam waktu nyaris instan, membuka pintu bagi inovasi baru seperti kendaraan otonom, Internet of Things (IoT), augmented reality (AR), virtual reality (VR), serta streaming konten berkualitas tinggi.
BACA JUGA: Nokia Magic Max 5G Dibekali Super AMOLED 6,7 inci, Chipset Setara A16 Bionic
- Meningkatnya Kapasitas Jaringan
Dengan kapasitas jaringan yang lebih besar, 5G dapat menampung jumlah pengguna yang lebih banyak secara bersamaan tanpa terjadi penurunan kualitas atau kecepatannya. Ini akan memberikan pengalaman pengguna yang lancar bahkan di area padat lalu lintas data.
- Transformasi Industri
Revolusi 5G berpotensi mengubah cara industri bekerja melalui konektivitas real-time dan latensi rendah. Misalnya, di bidang kesehatan, teknologi telemedicine dapat menjadi lebih efektif dengan operasi jarak jauh atau diagnosa medis pada saat darurat melalui video conference berkualitas tinggi.
- Tantangan Privasi dan Keamanan
Pertumbuhan konektivitas juga membawa tantangan privasi dan keamanan baru. Dengan semakin banyak perangkat terhubung di lingkungan IoT, perlu ada langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi data pribadi dan mengatasi ancaman keamanan siber.
BACA JUGA: Infinix Zero X Pro 5G, Ponsel Super Canggih Dibekali Fitur AI
- Kesenjangan Digital
Meskipun teknologi 5G menawarkan potensi luar biasa, masih ada tantangan dalam menyediakan akses yang merata di seluruh wilayah. Ada risiko kesenjangan digital antara daerah perkotaan dengan infrastruktur canggih dan daerah pedesaan yang mungkin belum mendapatkan manfaat penuh dari jaringan 5G.
Belum banyak daerah yang sudah merasakan jaringan 5G di Indonesia. Hanya ada sembilan wilayah yakni Jabodetabek, Bandung, Batam, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Surakarta, Denpasar, dan Medan. Cakupan ini tergolong sangat rendah dibandingkan dengan jumlah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.
Komersialisasi massal internet 5G belum memungkinkan di Indonesia. Hal ini disebabkan kurangnya infrastruktur yang dimiliki oleh penyedia jaringan seluler. Telkomsel misalnya, memiliki bandwidth 50 MHz hingga 2300 MHz untuk menyediakan 5G. Meskipun Indosat memiliki bandwidth agregat 2×22,5 MHz pada 1800 MHz, 20 MHz diantaranya digunakan untuk internet 5G.
(Hafidah/Masnur)