BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Seorang perawat muda bernama Lynn Shaazen (28) harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah mengalami serangkaian gejala serius, mulai dari kelelahan, sensasi kedinginan, hingga palpitasi jantung yang ditandai dengan rasa berdebar-debar.
Setelah menjalani pemeriksaan medis, Lynn didiagnosis menderita anemia parah dan gangguan irama jantung. Menurut tim dokter, penyebab utamanya diduga berasal dari konsumsi minuman matcha yang rutin ia lakukan selama enam bulan terakhir.
Gejala Muncul Setelah Rutin Minum Matcha
Awalnya, Lynn mengonsumsi matcha atas saran dokter ketika ia mengalami peradangan. Ia pun memutuskan untuk meminumnya seminggu sekali, bahkan lebih, selama beberapa bulan terakhir. Namun, sekitar tiga bulan setelah rutinitas itu, Lynn mulai merasakan kelelahan yang tidak biasa.
Gejalanya semakin memburuk seiring waktu, ditandai dengan kedinginan ekstrem dan jantung berdebar kencang. Kondisi tersebut membuatnya harus menjalani tes darah mendalam. Hasil tes menunjukkan kadar zat besi dalam tubuhnya turun drastis dari 23 menjadi 13.
“Begitu saya melihat kadar zat besi saya turun dari 23 menjadi 13, saya langsung merasa matcha-lah penyebabnya,” kata Lynn dalam keterangannya mengutip dari akun instagram @indo_psikologi.
Untuk memulihkan kondisi, dokter memberikan infus detoks dan meresepkan suplemen zat besi.
Baca Juga:
Singapura Kena Dampak Krisis Matcha di Jepang
Lebih dari Sekadar Kopi: Memahami Daya Tarik dan Strategi Bertahan UMKM Kopi Tiga Huruf di Bandung
Konsumsi Matcha Perlu Diperhatikan
Matcha dikenal sebagai minuman kaya antioksidan yang kerap dipromosikan memiliki banyak manfaat kesehatan. Mulai dari meningkatkan metabolisme hingga membantu mengurangi peradangan.
Namun, dalam beberapa kasus, konsumsi berlebihan atau tidak sesuai kondisi tubuh bisa menimbulkan efek samping serius.
Kasus yang dialami Lynn Shaazen menjadi peringatan bahwa sekalipun berasal dari bahan alami, konsumsi minuman herbal perlu tetap diawasi, apalagi jika dikombinasikan dengan kondisi medis tertentu.
Para ahli menyarankan agar masyarakat berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum menjadikan minuman herbal seperti matcha sebagai bagian dari rutinitas jangka panjang.
(Hafidah Rismayanti/Aak)