Panjangnya Rantai Pasok Turut Jadi Penyebab Tingginya Harga Ayam Potong di Jawa Barat

Penulis: usamah

Penyebab-Tingginya-Harga-Ayam-Potong di-Jawa-Barat
Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jawa Barat Tri Bagus Santoso (istimewa)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TM.ID: Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jawa Barat Tri Bagus Santoso mengungkapkan, ternyata selain harga pakan yang melambung, panjangnya rantai pasok turut menjadi penyebab naiknya harga ayam potong dalam beberapa bulan terakhir.

Dia mengatakan, memang terjadi kenaikan harga pakan akibat krisis global. Mengingat mayoritas sumber pakan, yaitu jagung bersumber dari luar negeri. Sehingga berdampak kepada peternak dan pada akhirnya menaikkan harga jual. Namun sejatinya kenaikan di peternak ini tutur dia, tidak terlalu besar. Bila dibandingkan dengan harga ayam potong yang berada di pasar, dimana mencapai Rp45-50 ribu perkilogram.

Masalah ini timbul akibat rantai pasok distribusi dari peternak hingga produsen, yang diakuinya sangat panjang. Sehingga menyebabkan harga melambung tinggi, sementara di peternak meski ada kenaikan namjn tidak terlalu menonjol.

BACA JUGA : Ini Penyebab Tingginya Harga Ayam Potong di Jabar Sejak Lebaran Lalu

“Di konsumen Rp30-33 ribu normal. Peternak bisa mendapatkan untung. Harga di tingkat konsumen tinggi tapi di peternak margin tidak terlalu tinggi. Perlu perbaikan rantai pasok, mulai dari primer peternak, RPH sampai konsumen, rantai pasok kadang tidak hanya 3-4 titik. Panjang. Kami di Pemprov Jabar memperbaiki rantai pasok melalui supply chain center, bagaimana rantai pasok diperbaiki,” ujarnya di Gedung Sate, Kamis 20 Juli 2023.

Dorong Pemerintah Lakukan Produksi Pakan

Selain itu terkait ketersediaan pakan, dia menilai mau tidak mau pemerintah harus swadaya memperbanyak produksi dalam negeri dan tidak bergantung pada impor. Sehingga ketika terjadi dinamika global, kondisi ketahanan pangan tidak mengalami kendala.

“Ini kalau kita tidak punya kemandirian dalam pasokan pakan, khususnya di sektor tanaman pangan. Meningkatkan produksi jagung, maka jangka panjang sulit turun kembali (harga ayam potong),” ucapnya.

Maka dari itu dia berharap, pemerintah dapat melakukan tindakan preventif dalam menjaga ketersediaan bahan baku produksi, dalam hal ini pakan ayam. Guna menormalisasi harga di kemudian hari.

“Langkah kita dari pemerintah adalah bagaimana meningkatkan produksi jagung yang komponen terbesar dalam pakan. Kalau pakan bisa ditekan, maka HPP akan turun dan peternak menikmati keuntungan saat harga jual turun. Sekarang masih sulit,” imbuhnya.

Data Belum Terintegrasi

Tidak hanya itu, sinergitas data mulai dari kabupaten/kota, provinsi hingga pusat diakuinya turut menjadi kendala. Situasi ini berujung dengan sulitnya melakukan mitigasi kata Bagus, meski sejauh ini sudah mulai dibenahi melalui Sistem Informasi Pengawasan Pangan dan Gizi (SIMAWASPAGI) yang dibuat oleh Pemprov Jabar.

“Belum terintegrasi. Data ada tapi tersebar. Itu tadi di SIMAWASPAGI kami mengharmonisasikan semua data yang tersebar. Baik di tingkat kota/kabupaten, provinsi sampai kementerian kita integrasikan jadi satu data Jabar di bidang pangan. Dari situ kita bisa pelajari, pergerakan baik dari rantai pasok fisik maupun rantai nilai. Akan lihat dimana harga yang tinggi. Penyebabnya apa, apakah di produsen, RPH atau konsumen,” terangnya.

Lebih lanjut Bagus menuturkan, kenaikan harga ayam potong pada saat ini tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir, akibat situasi sekarang. Dimana mayoritas pakan bersumber pada impor dan otomatis berimbas terhadap harga ternak.

“Jangka pendek belum bisa tertangani, tapi kami akan terus dengan dinas agar semua pihak bisa menekan komponen harga pakan sehingga HPP bisa turun. Kami agak sulit memprediksi. Kelemahan kita, belum memiliki data pangan yang akurat. Tidak bisa memprediksi, karena berapa jumlah produksi,” ungkapnya.

Meski Harga Ayam Potong Naik, Ketersediaan Dijamin Aman

Sementara Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Indriantari memastikan, ketersediaan ayam potong dijamin aman, kendati harganya melambung. Mengingat kenaikan harga bukan disebabkan oleh kelangkaan, melainkan harga bahan baku pakan.

“Ketersediaan tetap ada. Harga tinggi faktornya ada kenaikan di pakan, sehingga ketika pakan naik otomatis HPP tinggi. Ketersediaan ada, jangan khawatir,” tandasnya.

(Dang Yul/usamah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250617_223359_Gallery
Kolaborasi Seskoad dan Pemkot Bandung Wujudkan Zona Bebas Sampah
Energi Hijau
Indonesia Teken 3 MoU dengan Singapura, Perkuat Kolaborasi Energi Hijau
wamentan komisaris pupuk indonesia
Wamentan Diangkat Jadi Komisaris Utama Pupuk Indonesia
korupsi ekspor CPO
Kasus Korupsi Ekspor CPO, Kejagung Sita Rp11,8 T dari Wilmar Group
pesawat saudia airlines
Saudia Airlines Dapat Teror Bom, Menko Polkam Minta TNI-Polri Usut
Berita Lainnya

1

Komunikasi Visual di Era Digital: Klinik Permata Jati Garut Perkuat Peran Media Sosial Lewat Program PKM UNIBI

2

Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V

3

Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia

4

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

5

Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas
Headline
Meletus Erupsi Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki - Dok PVMBG
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Dahsyat! Semburkan Abu Vulkanik 10.000 Meter
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
rumah subsidi 18 meter persegi
Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia
Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Indonesia Kena 32 Persen
Kecewa Pada Apple, Donald Trump Luncurkan Smartphone T1

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.