BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana menyelenggarakan event lomba lari secara rutin setiap pekan sebagai bagian dari strategi city branding.
Inisiatif tetsebut digagas langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dalam rangka menjadikan Bandung sebagai kota destinasi olahraga dan wisata yang ramah pelari.
“Dampak yang paling penting adalah city branding. Kita mau membangun citra bahwa Kota Bandung adalah kota yang paling enak untuk lari-lari,” kata Farhan, Minggu (18/5/2025).
Menurutnya, Bandung memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya ideal untuk olahraga lari, salah satunya adalah faktor cuaca. Dengan suhu yang relatif sejuk dibandingkan kota-kota besar lain seperti Jakarta, pelari memiliki peluang lebih besar untuk mencetak personal best (PB) atau catatan waktu terbaik.
“Pelari dari luar kota seperti Jakarta banyak datang ke Bandung justru karena ingin mengejar PB. Faktor cuaca yang sejuk sangat mendukung. Heart rate lebih rendah, tenaga lebih hemat, dan jalur turun di akhir seperti di Dago Merdeka membuat pelari bisa kebut di akhir,” ucapnya.
Selain itu, kata Farhan, inilah yang membedakan Bandung dengan kota-kota lain yakni atmosfer lari yang nyaman, rute yang variatif dan pemandangan kota yang estetis.
Dirinya juga mengatakan lomba akan difokuskan pada jarak pendek hingga menengah, bukan full marathon.
“Jangan full marathon. Enggak cukup tempatnya,” ujarnya.
Meskipun pelaksanaan event akan diupayakan berlangsung setiap akhir pekan, Pemkot Bandung tetap mempertimbangkan kondisi lalu lintas, infrastruktur, dan kegiatan masyarakat.
Kawasan pusat kota seperti Dago, Riau, Jalan Merdeka, Balai Kota, dan Asia Afrika masih menjadi pilihan utama rute lomba karena paling diminati race organizer.
Namun, Farhan mengaku tantangan yang dihadapi bila ingin memperluas ke wilayah timur atau selatan kota. Genangan air di kawasan Gedebage, pasar tumpah di akhir pekan, dan kepadatan lalu lintas di area Bandung Selatan menjadi perhatian khusus.
“Kalau di sini (pusat kota) menyangkut hajat happy orang banyak. Kalau di sana (selatan), itu menyangkut hajat hidup orang banyak,” katanya.
Baca Juga:
Bandoeng 10K Jadi Branding Baru Kota Bandung sebagai Sport Tourism
Wali Kota Bandung Sesalkan Pembongkaran Dua Gedung Cagar Budaya Tanpa Izin
Farhan pun berharap muncul kolaborasi dengan komunitas dan tokoh-tokoh olahraga di Bandung untuk menghidupkan atmosfer kompetisi.
Selain itu, Farhan juga menegaskan bahwa format lomba ini bukan bagian dari car free day (CFD), melainkan perlombaan resmi yang didorong secara aktif, kecuali pada tanggal-tanggal khusus seperti 1 Juni (Hari Lahir Pancasila) dan 24-25 Juni yang akan diisi dengan pawai Persib.
Farhan juga menyinggung potensi kerja sama dengan pengelola kawasan swasta seperti Sumarecon untuk membuka rute baru yang aman dan representatif di Bandung timur. Namun, dirinya menggarisbawahi pentingnya pendekatan bisnis ke bisnis (B2B) dalam upaya ini.
Dengan keberlanjutan program ini, pihaknya optimistis Bandung bisa menjadi magnet baru para pelari, baik dari kalangan atlet nasional hingga pelari pemula yang ingin menikmati olahraga sekaligus berwisata.
“Yang datang ke sini enggak cuma pelari kelas Agus Prayogo, tetapi juga mereka yang ingin menikmati kota sambil lari-lari,” pungkasnya. (Kyy/Usk)