BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pementasan drama khas ramadhan yang di produksi oleh Teater Senapati kembali hadir tahun ini, dengan membawa kisah sahabat nabi yaitu “Kasidah Cinta Umar Al-Faruq”.

Drama teater yang dilaksankan setiap tahunnya ini, menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa pada setiap dialog-dialognya. Pementasan yang melibatkan lebih dari 50 orang pendukung ini memadukan kisah para nabi dengan konsep yang menarik.

Pementan ini akan dilaksanan pada:

• Hari & tanggal: Rabu dan Kamis, 19 dan 20 Maret 2025
• Waktu:13.00 dan 15.30 WIB
• Tempat: G.K Rumentang Siang, Jl. Baranang Siang No.1, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112

Disutradari oleh Rosyid E.Abby, dan assiten sutradara Dadan darto, yang merupakan seniman teater aktif mengembangkan bahasa dan budaya sunda terkhusus di Bandung.

Tidak lupa para pemain dan pendukung pementasan tersebut antara lain, Rinrin Candraresmi, Deden Syarief Milah, Eka Candra W, Apip Catrixs, Dado Tisna, May Ramadhan, Penata Gerak Laras Yoseph Iskandar, Penata Lighting Rana Beben, Penata Make Up Dini Ariyanti, Penata Kostum Yasinta Indriani, Penata Musik Farhan Venyol, Stage Manager Dado Tisna, dengan Pimpinan Produksi Ipan Garmawan dan masih banyak lagi.

BACA JUGA:

Longser, Teater Tradisional Sunda yang Sarat Pesan Moral

&amp;amp;amp;lt;p&gt;<a>f=”https://teropongmedia.id/drama-teater-musikal-bangkit-lagi-di-bandung-tren-panggung-yang-memikat-hati-anak-muda/” target=”_blank” rel=”noopener”>Drama Teater Musikal Bangkit Lagi di Bandung, Tren Panggung yang Memikat Hati Anak Muda

Teater Lima Wajah Pentaskan Naskah Dhemit, Hampir 1.000 Penonton Gen Z Antusias

Kilas Kasidah Cinta

Kasidah cinta merupakan rangkaian pentas drama sunda religi yang diadakan oleh Teater Senapati setiap tahun di bulan ramadhan sejak tahun 2006. Kasidah cinta memiliki total produksi sebanyak 17 kali produksi selama beberap tahun kebelakang.

Berikut judul dan tahun produksi Kasidah Cinta:

• Kasidah Cinta Jalma-Jalma nu Iman pada tahun 2007
• Kasidah Cinta Sang Muadzin pada tahun 2007 dan 2019
• Kasidah Cinta Sang Singa Allah pada tahun 2008 dan 2017
• Kasidah Cinta Al-Kubra pada tahun 2012, 2018, dan 2023
• Kasidah Cinta Shahabiyah “Hindun binti Utbah” pada tahun 2016 dan 2024
• Kasidah Cinta Hamzah Asadullah pada tahun 2017
• Kasidah Cinta Umar Al-Faruq pada tahun 2014 dan 2025

Pementasan ini sempat terhenti karen pandemik covid yang terjadi di tahun 2020 sampai 2022, kajadian tersebut karena adanya larangan kerumunan dan pelaksanaan pementasan dengan kapasitas besar.

Sinopsis

Umar Al-Faruq, yang awalnya keras dan menolak Islam, akhirnya menjadi pembela utama serta sahabat dekat Nabi. Sebelum masuk Islam, penduduk Mekah sangat menghormati dan takut kepadanya karena keberaniannya.

Umar menentang ajaran Islam dengan keras dan sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa para pengikut Nabi Muhammad Saw. Bahkan, ia hampir membunuh Nabi. Namun, setelah memeluk Islam dan menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah, Umar berperan aktif dalam menegakkan agama Islam dan melakukan banyak kebaikan.

Kasidah Cinta Umar Al-Faruq menggambarkan serta membuktikan besarnya cinta Umar bin Khattab kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, Muhammad Saw.

Nabi Muhammad Saw memberikan gelar “Al-Faruq” kepada Umar bin Khattab, yang kemudian menjadi khalifah kedua Islam pada periode 634-644 M. Gelar “Al-Faruq” yang berarti “Sang Pembeda.

Umar lahir di Kota Mekah dalam suku Bani Addy, yang merupakan bagian dari suku Quraisy, suku terbesar di Mekah saat itu.

Sebelum memeluk Islam, Umar dikenal sebagai sosok yang ditakuti, disegani, dan dihormati oleh penduduk Mekah. Ia menentang ajaran Islam dengan keras dan sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa para pengikut Nabi Muhammad Saw.

Saat berencana membunuh Nabi Muhammad Saw, Umar bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah, salah satu pengikut Nabi, yang mengabarkan bahwa adik perempuannya, Fatimah binti Khattab, bersama suaminya, Sa’ad bin Zaid, telah memeluk Islam. Mendengar hal itu, Umar yang dipenuhi amarah segera mendatangi rumah adiknya.

Ketika ia melihat Fatimah sedang melantunkan ayat Al-Qur’an, kemarahannya semakin memuncak hingga ia memukul adiknya hingga berdarah. Namun, setelah melihat kondisi adiknya, hatinya luluh dan ia meminta untuk membaca ayat tersebut.

Saat membacanya, jiwanya terguncang, dan akhirnya ia memutuskan untuk menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Peristiwa ini terjadi pada tahun keenam masa kenabian Muhammad Saw.

Dengan adanya pementasan seperti ini, kita dapat mengetahui sejarah-sejarah islam dengan kemasan yang menyenangkan dan menarik. Jangan lupa saksikan pertunjukan Kasidah Cinta dan dukung teater Bandung.

(Magang UKRI – Andari/Aak)