BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kelaparan telah dikonfirmasi untuk pertama kalinya di Gaza oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Lebih dari setengah juta orang kini terjebak dalam kondisi kelaparan, kemiskinan ekstrem, dan menghadapi risiko kematian yang seharusnya bisa dicegah.
Melansir dari WFP, Sabtu (23/8/2025), kondisi ini diproyeksikan akan menyebar ke Deir Al-Balah dan Khan Younis beberapa minggu mendatang.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), UNICEF, dan Program Pangan Dunia (WFP) menekankan urgensi respons kemanusiaan penuh dan segera.
Mereka menyoroti kondisi darurat yang dihadapi penduduk Gaza. Saat ini, ratusan ribu orang melewati hari-hari tanpa makan.
Para lembaga menegaskan kelaparan harus dihentikan dengan segala cara dan gencatan senjata sangat penting untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan. Ancaman ofensif militer yang meningkat dapat memperburuk kondisi.
Sementara itu, banyak orang, termasuk anak-anak, orang tua, dan penyandang disabilitas, kesulitan untuk mengungsi.
Pada akhir September, lebih dari 640.000 orang diperkirakan akan menghadapi ketidakamanan pangan katastropik.
Di samping itu, 1,14 juta orang akan berada dalam kondisi darurat dan 396.000 lainnya dalam kondisi krisis. Kondisi di Gaza Utara diperkirakan sama parah atau bahkan lebih buruk daripada di Gaza City.
Sementara itu, Rafah tidak dianalisis karena sebagian besar penduduknya telah meninggalkan wilayah tersebut. Kelaparan diklasifikasikan ketika tiga ambang batas kritis terpenuhi, yaitu kelaparan ekstrem, malnutrisi akut, dan kematian terkait kelaparan.
Hampir dua tahun konflik, pengungsian berulang, dan hambatan akses bantuan telah memperburuk situasi. Pada Juli, rumah tangga yang mengalami kelaparan sangat parah meningkat dua hingga tiga kali lipat daripada sebelumnya.
Baca Juga:
TNI Kirim Satgas Garuda Merah Putih II ke Gaza, Bawa 800 Ton Bantuan
Tenda Jurnalis di Gaza Dihantam Rudal Israel, 7 Orang Tewas 5 Diantaranya dari Al Jazeera
Sebanyak 39 persen orang melewati hari tanpa makan, sementara orang dewasa melewatkan makanan untuk memberi makan anak-anak. Malnutrisi anak-anak meningkat dengan kecepatan mengkhawatirkan.
Pada Juli, lebih dari 12.000 anak teridentifikasi menderita malnutrisi akut dan satu dari empat anak mengalami malnutrisi akut parah (SAM).
Jumlah anak yang diperkirakan berisiko kematian akibat malnutrisi akan meningkat dari 14.100 menjadi 43.400 pada Juni 2026.
Sementara itu, wanita hamil dan menyusui yang menderita malnutrisi diperkirakan meningkat dari 17.000 menjadi 55.000.
Sejak Juli, pasokan makanan dan bantuan meningkat sedikit, tetapi masih sangat tidak memadai dibandingkan kebutuhan yang besar.
Sekitar 98 persen lahan pertanian di Gaza rusak, sistem kesehatan memburuk. Bahkan, akses air minum dan sanitasi berkurang, dan infeksi meningkat pesat.
(Anisa Kholifatul Jannah)