JAKARTA,TM.ID: Para bos Startup dikabarkan rela memangkas gajinya sendiri demi Efisiensi untuk mengejar profitabilitas perusahaannya.
Sebelumnya dikabarkan, gelombang PHK besar-besaran terjadi masif dunia startup khususnya di Asia.
Monks Hill Ventures dan Glints merilis artikel yang berjudul “Startup Talent Trends Report 2024” menyatakan, 29 persen dari CEO startup yang mereka survei menerima pemotongan gaji sepanjang 2023.
Langkah ini diambil para bos startup untuk memangkas biaya dan menjaga ketersediaan kas, agar perusahaannya bisa bertahan lebih lama tanpa kucuran modal baru dari investor.
Mayoritas, sekitar 55 persen, dari bos startup memangkas gajinya sendiri sebesar 11 persen sampai 30 persen. Namun, ada juga yang memotong gajinya sendiri hingga 80 persen.
“Tren C-level startup mengurangi gaji mereka sendiri diperkirakan berlanjut hingga 2024 karena perlambatan ekonomi sepertinya masih terus berlangsung,” tulis laporan tersebut.
Glints dan Monks Hill melakukan survei ke startup yang bermarkas di Singapura, Indonesia, Vietnam, dan Taiwan.
Namun, laporan tersebut tidak menyediakan data detail standar gaji yang diterima oleh bos startup di Indonesia, tetapi menyediakan data gaji bos startup di luar Singapura.
Menurut laporan tersebut, bos di startup yang sudah menggalang dana hingga US$ 5 juta (Rp 78,5 miliar) menerima gaji di median US$ 4.000 per bulan atau sekitar Rp 62,8 juta.
Media gaji CEO, CTO, dan COO di startup dengan akumulasi penggalangan dana antara US$ 6 juta hingga US$ 10 juta adalah US$ 5.700 per bulan atau sekitar Rp 89,52 juta.
Untuk startup dengan penggalangan dana US$ 11 juta hingga US$ 50 juta, gaji per bulan yang diterima mediannya ada di US$ 6.200 (Rp 97,38 juta). Sebagai perbandingan, startup di level yang sama tetapi bermarkas di Singapura memberikan gaji di median US$ 19.500 per bulan (Rp 306,28 juta).
(Dist)